Dua Kapal Tradisional Karya Siswa Vokasi Resmi Berlayar

- 14 Maret 2023, 20:05 WIB
Kapal tradisional karya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan SMKN 3 Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kapal tradisional karya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan SMKN 3 Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. /Dok. Kemdikbudristek

KORAN PR - Dua kapal tradisional karya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan SMKN 3 Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, resmi berlayar. Kedua kapal tersebut tercipta melalui program Matching Fund Vokasi dan juga SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).

Kedua kapal tersebut memiliki nama Putri Mayang Madu dan Putra Sunan Drajat. Kedua kapal tersebut berbeda jenis.

Kapal yang diberi nama Kapal Ijon-Ijon Putri Mayang Madu merupakan kapal tradisional yang dibuat oleh para siswa SMKN 3 Buduran melalui program SMK PK SPD. Kapal ini dibuat dengan menggandeng PT Tunas Maritim Global sebagai mitra industri.

Kapal ini memiliki panjang 12 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 1,5 meter, serta mampu berlayar hingga kecepatan maksimal 7 knot.

Selain Kapal Ijon-Ijon Putri Mayang Madu, kapal lainnya adalah yang berjenis pantjalang atau pencalang. Kapal tersebut diberi nama Putra Sunan Drajat. Nama Putra Sunan Drajat dan Putri Mayang Madu diambil dari nama salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Drajat, yang juga dikenal dengan Sunan Mayang Madu.

Kapal Pencalang dibuat oleh PPNS melalui skema Matching Fund 2022 dengan melibatkan sejumlah mitra industri, di antaranya PT Blambangan Bahari Shipyard, PT Samudra Sinar Abadi, dan sejumlah mitra industri lainnya.

Kapal Pencalang memiliki panjang 12,2 meter, panjang garis air 11,25 meter, tinggi 1,5 meter, dan lebar 4 meter. Kecepatan yang dimiliki berkisar 13,5 knot dengan daya angkut normal berkapasitas 5 orang.

Meski terbuat dari kayu, kedua kapal ini memiliki beberapa fitur modern. Beberapa fitur yang diaplikasikan pada kapal ini adalah penggunaan perekat khusus pada proses laminasi konstruksi kapal, penggunaan AIS (automatic identification system) untuk tracking posisi kapal, penggunaan Passive Radar Reflector supaya kapal besar mengetahui keberadaan kapal kecil, serta penggunaan solar panel untuk sumber listrik.

Direktur PPNS, Eko Julianto, mengatakan bahwa keberhasilan pembuatan kapal tradisional yang dilakukan oleh PPNS dan SMKN 3 Buduran ini menunjukkan bahwa dukungan insan vokasi semakin kuat pada pendidikan vokasi di Indonesia.

Ia berharap dengan diresmikannya kedua kapal tersebut akan menjadi awal bangkitnya industri kapal kayu yang masih sangat dibutuhkan oleh para nelayan di Indonesia.

“Semoga ini bisa menjadi momentum kebangkitan dan melejitkan pendidikan vokasi,” kata Eko dalam keterangan persnya, Selasa 14 Maret 2023.

Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja mengatakan, pembuatan kedua kapal tradisional sekaligus menjadi sarana belajar para siswa maupun mahasiswa melalui project based learning. Selain itu, pembuatan kedua kapal ditujukan untuk mendukung Revitalisasi Jalur Rempah oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Beny berharap, program ini bisa mendorong minat generasi muda untuk masuk dalam industri pembuatan kapal tradisional. "Saat ini para pembuat kapal tradisional mulai sulit ditemukan karena kurangnya minat generasi muda untuk membuat kapal-kapal tradisional," kata Beny.

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti

Sumber: Keterangan Pers


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah