Pelaku UMKM di Kuningan Curhat Masalah Bisnis Mereka, Mahasiswa Siapkan Inovasi

- 28 Februari 2023, 12:30 WIB
Mahasiswa Prasetiya Mulya mendampingi pelaku UMKM di Kabupaten Kuningan. *
Mahasiswa Prasetiya Mulya mendampingi pelaku UMKM di Kabupaten Kuningan. * /Dok. Universitas Prasetiya Mulya

KORAN PR - Lebih dari 900 mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya terjun langsung untuk melakukan pendampingan bagi ratusan pelaku UMKM di Kabupaten Kuningan sepanjang bulan Februari 2023. Kabupaten Kuningan memiliki sekitar 128.000 unit UMKM yang tersebar di area seluas 1.194 km2.

Rektor Universitas Prasetiya Mulya Prof Djisman S. Simandjuntak menilai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa, memiliki potensi besar dengan kekayaan alam dan kearifan lokal.

“Kabupaten Kuningan merupakan salah satu daerah yang cukup tua di negeri ini yang memiliki banyak kearifan lokal, pusaka bangsa yang perlu dipelajari kaum muda,” ujar Rektor saat menghadiri ajang Saung Rahayat 2023 di Kuningan, Minggu 26 Februari 2023.

Ia pun mendorong para mahasiswa di kampusnya untuk terjun langsung demi merasakan tantangan dan berbagi solusi kepada para pelaku usaha di Kota Kuda yang mulai bangkit setelah dibekap pandemi “UMKM adalah panggilan pertama universitas. Tanpa UMKM, suatu negara akan rapuh,” tutur Djisman.

Bupati Kuningan, H. Acep Purnama merasa bersyukur para mahasiswa dapat merasakan denyut nadi perekonomian di Kuningan. “Saya berharap pelaku UMKM di Kabupaten Kuningan bisa menjadi pelaku usaha yang tangguh menghadapi situasi apapun," ujarnya.

Dia juga berharap, dukungan Universitas Prasetiya Mulya terus berkesinambungan, karena ini merupakan ekonomi yang dibangun atas asas kebersamaan dan kerakyatan, untuk kemandirian.

Sementara, salah satu pengurus kelompok kopi liberica Sirung Tanjung, Desa Cipasung, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan Dedi Supriyadi mengatakan dengan pendampingan para mahasiswa, saat ini catatan penjualan semakin rapi.

Kopi liberica merupakan kopi khas Kabupaten Kuningan. Kelompok kopi Sirung Tanjung memiliki tiga kelompok, yaitu petani, pengolah dan penjual. Dedi berada dalam kelompok penjual yang menawarkan kopi yang telah diolah menjadi minuman kepada konsumen.

Masalah klasik yang mereka hadapi adalah manajemen penjualan. Menurut Dedi, selama ini pengeluaran dan pemasukan selalu berbeda, sehingga mereka tidak tahu seberapa besar keuntungan yang sebenarnya telah didapatkan.

Kondisi berubah setelah hampir satu bulan mereka mendapatkan pendampingan dari para mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya. Setelah memetakan masalah, mereka akhirnya dibekali sebuah tablet yang mencatat langsung pemesanan dari pembeli. Pencatatan itu pun tidak akan hilang dan bisa langsung memperlihatkan total pelanggan yang membeli hari per hari.

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti

Sumber: Rilis


Tags

Terkini

x