25.953 Mahasiswa Ikut Magang dalam Program MSIB, Konversi ke SKS Disorot

- 21 Februari 2023, 09:36 WIB
SEJUMLAH Wisudawan salah satu Perguruan Tinggi mengikuti Wisuda Program Sarjana dan Diploma, beberapa waktu lalu. *
SEJUMLAH Wisudawan salah satu Perguruan Tinggi mengikuti Wisuda Program Sarjana dan Diploma, beberapa waktu lalu. * /ANDREAS FITRI ATMOKO/ANTARA

KORAN PR - Sebanyak 25.952 mahasiswa peserta Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 4 akan segera memulai kegiatan di berbagai mitra perusahaan dan organisasi. Namun demikian, masih ada beberapa perguruan tinggi yang belum mengonversi hasil keikutsertaan MSIB ke dalam satuan kredit semester.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, (Plt. Dirjen Diktiristek), Kemendikbudristek, Nizam mengatakan, jumlah peserta itu terdiri dari mahasiswa program sarjana maupun vokasi seluruh Indonesia yang terpilih dari 79.769 pendaftar.

Mereka telah menerima tawaran magang dan studi independen dari para mitra terpilih yang kredibel. Nizam mengharapkan MSIB bisa memberikan dampak besar bagi mahasiswa, khususnya dalam keterserapannya di dunia kerja yang jauh lebih cepat.

“Penghasilan pertama yang diperoleh alumni MSIB hampir dua setengah kali lipat lebih besar dibandingkan mahasiswa yang tidak mengikuti MSIB maupun program Kampus Merdeka lainnya,” katanya.

Nizam juga berharap, perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra MISB membina dan melatih dengan output SDM kompetitif. “Ini supaya mahasiswa memiliki kemampuan yang sama dengan staf dan dianggap para mahasiswa sebagai masa depan perusahaan,” tuturnya.

Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Beny Bandanadjaja menyampaikan bahwa Program MSIB dapat memberikan akses bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa vokasi untuk dapat belajar secara profesional melalui pembelajaran langsung di lingkungan mitra.

Menurut Beny, magang merupakan hal penting dalam pendidikan vokasi. Melalui program MSIB, kata dia, rata-rata alumninya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus dari bangku pendidikan.

“Dengan adanya program MSIB ini, akan dapat mempercepat akses mahasiswa pendidikan tinggi vokasi kepada tempat-tempat magang atau industri-industri terbaik yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Kepala Program MSIB, Wachyu Hari Haji, mengatakan, kesempatan bergabung ke berbagai perusahaan bereputasi dapat menjadi peluang bagi mahasiswa.

Berdasar survei yang telah dilakukannya, rata-rata alumni MSIB dalam mendapatkan pekerjaan setelah lulus, ada di angka 1,1 bulan. Sedangkan rata-rata nasional ada di angka 4 bulan setelah lulus. “Data ini tentu sangat bagus dan kami yakin mahasiswa yang ikut MSIB juga akan cepat mendapatkan pekerjaan setelah lulus,” kata Wachyu.

Belum dikonversi

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan, program MSIB dirancang untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berdaya saing global, kompeten baik hard skills maupun soft skills. Namun ia memberikan catatan tentang masih adanya perguruan tinggi yang tidak mengonversi keikusertaan mahasiswa dalam MSIB ke satuan kredit semester.

“Masih banyak perguruan tinggi yang belum mengonversikan program MSIB mahasiswa ke dalam 20 SKS dengan berbagai alasan,” ujarnya.

Ia mengatakan, telah meminta para pimpinan perguruan tinggi serta dosen untuk mendukung dan mengizinkan para mahasiswanya memanfaatkan dan mengikuti program MSIB, terutama untuk angkatan keempat.

“Apalagi, bagi mahasiswa vokasi, magang merupakan hal wajib. Melalui program MSIB, mahasiswa akan mendapatkan kesempatan magang di industri-industri dan mitra-mitra yang sudah dikurasi,” ujarnya.

Menurut Kiki, dukungan perguruan tinggi, para dosen, dan kepala program studi sangat diperlukan oleh para mahasiswa agar mereka berani dan lebih percaya diri untuk mengikuti program MSIB. Dukungan kampus utamanya adalah terkait dengan konversi SKS bagi para mahasiswa yang kerap menjadi kendala bagi mahasiswa.

Ia mengklaim, dalam perjalanannya, MSIB terbukti memberikan dampak positif. Mahasiswa yang mengikuti MSIB memiliki waktu tunggu yang lebih cepat mendapatkan pekerjaan serta gaji yang lebih tinggi.

Kiki menuturkan, berdasar hasil evaluasi tim MSIB, mahasiswa yang baru lulus rata-rata memiliki waktu tunggu untuk bekerja sekitar empat bulan. Sementara untuk besaran gaji, gaji yang diterima umumnya sekitar 0,72 kali Upah Minimum Provinsi (UMP). “Para alumni program MSIB selain lebih cepat mendapatkan pekerjaan, mereka juga memperoleh gaji yang lebih tinggi, yakni 1,78 kali UMP,” ujarnya. ***

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini