Peminat Transmigrasi Banyak, Kuota Terbatas

- 21 Februari 2023, 06:10 WIB
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, minat masyarakat Jabar untuk mengikuti program transmigrasi tinggi. Namun, kuota terbatas.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, minat masyarakat Jabar untuk mengikuti program transmigrasi tinggi. Namun, kuota terbatas. /HUMAS DISNAKERTRANS JABAR

 

KORAN PR - Program transmigrasi antarpulau masih berlangsung hingga saat ini. Namun, ti­dak semua peminat transmigrasi secara otomatis dapat ikut dalam program peme­rin­tah pusat tersebut. Pasalnya, jumlah kuota yang disiapkan saat ini terbatas.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disna­ker­trans) Provinsi Jawa Ba­rat, Rachmat Taufik Garsadi menyatakan, warga Jawa Ba­rat yang berminat mengikuti program transmigrasi tinggi. Contohnya pada 2022, jumlah peminat transmigrasi men­capai seribuan, tetapi ku­otanya hanya untuk 45 kepala keluarga (kk). ”Peminat makin banyak. Kami la­ku­kan seleksi mulai dari kota kabupaten,” ujarnya, Senin, 20 Februari 2023.

Terkait kuota, berdasar­kan Rapat Koordinasi Forum Perangkat Dae­rah Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Pro­vinsi Ja­wa Barat Tahun 2023, kuota transmigrasi ta­hun ini belum bisa ditentukan. Yang menetukan kuota adalah pemerintah pusat, sedangkan Pemprov Jabar bertugas sebagai pelaksana.

”Tahun lalu 45 KK, ke Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Kalimantan. Ta­hun 2021 ke Kalteng dan Aceh, dan tahun 2020 kita eng­gak ngirim karena pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Dengan banyaknya peminat transmigrasi, Taufik ber­harap program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDT) itu terus berjalan. Pihaknya sendiri memprioritaskan transmigrasi bagi war­ga terdampak proyek nasional, seperti jalan tol, bendungan, dan bandara.

”Memang Jawa Barat ini kita sangat dukung transmigrasi, karena ada beberapa alasan. Yang pertama, Jawa Barat ini banyak sekali pro­yek strategis nasionalnya, se­perti jalan tol, bendungan, la­pangan terbang, dan ber­bagai hal, pasti memerlukan lahan. Pemilik lahan di antaranya masyarakat. Mereka yang punya lahan mendapat penggantian. Mereka akan be­li lagi, tapi di situ ada buruh tani yang tidak punya lahan,” ujarnya.

Dengan contoh kasus ter­sebut, menurut Rachmat, re­lokasi dengan program trans­migrasi antarprovinsi ataupun transmigrasi lokal menjadi salah satu solusi.
”Makanya kita berharap program ini terus dijalankan, terus bertambah. Cuma ma­salahnya, transmigrasi ini ada­lah (wewenang) pusat. Kita hanya daerah pengi­rim,” ucapnya.

Halaman:

Editor: Eri Mulyani Mubarok


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x