Perang Sarung Marak di Majalengka, 50 Remaja Diamankan

- 28 Maret 2023, 17:15 WIB
BUPATI Majalengka Karna Sobahi mengumpulkan sejumlah kepala sekolah untuk menangani aksi perang sarung  selama Ramadan, Selasa  28 Maret 2023.
BUPATI Majalengka Karna Sobahi mengumpulkan sejumlah kepala sekolah untuk menangani aksi perang sarung selama Ramadan, Selasa 28 Maret 2023. /Tati Purnawati/

KORAN PR-Fenomena perang sarung mulai banyak terjadi di Kabupaten Majalengka, setidaknya selama bulan Ramadhan tahun ini. Ada 4 kejadian aksi perang sarung di beberapa wilayah kecamatan, dan  kepolisian telah mengamankan 50 orang remaja yang terlibat.

 Keterangan Kapolres Majalengka Ajun Komisaris Besar Polisi Edwin Affandi, 4 kejadian perang sarung selama Ramadhan terjadi di Kecamatan Majalengka, Kecamatan Cigasong, Ligung dan Cikijing. Para pelakunya hampir keseluruhan adalah remaja bahkan remaja tanggung.

Perang sarung ini dilakukan malam hari dan dini hari menjelang sahur, beruntung berkat informasi yang cepat akhirnya tawuran atau perang sarung bisa segera di cegah dan tidak menimbulkan korban dari kedua belah pihak.

“Para pelajar yang melakukan aksi perang sarung tidak ada yang ditahan, mereka dibawa ke Polsek setempat dilakukan pembinaan, orang tuanya dipanggil untuk menjemput dan disarankan agar melakukan penjagaan terhadap anak-anaknya,” ungkap Kapolres.

Diketahui perang sarung ini hampir sama dengan tawuran, hanya bedanya menggunakan sarung yang dililit didalamnya berisi batu, sandal dan benda lainnya. Di Majalengka sendiri tidak sampai menggunakan senjata tajam di bagian sarung yang dililit. Sarung tersebut kemudian dipergunakan untuk menghantam lawan saat aksi tawuran terjadi.

Kepala sekolah dikumpulkan

Melihat fenomena tersebut Bupati Majalengka Karna Sobahi mengumpulkan sejumlah kepala sekolah untuk menangani aksi perang saung jangan sampai meluas dan terus terjadi di wilayah lain. Kepada kepala sekolah, Bupati menyarankan agar melakukan pendekatan eksternal melalui pendekatan kepada orang tua agar saling mengawasi anaknya ketika berada di rumah.

Selain itu melakukan pendekatan secara internal yang dilakukan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru untuk memformulasikan kurikulum agar siswa sibuk di sekolah dan tidak ada ruang untuk berkegiatan diluar.

“Itu merupakan  ikhtiar kita untuk meminimalisir tawuran antar pelajar ini. Jiwa sekolah itu cerminan jiwa kepala sekolah itu sendiri, oleh karena itu segera lakukan pendekatan secara internal yang dilakukan semua guru,” ungkap Bupati Karna.

Bupati meminta agar setiap sekolah memiliki tata tertib untuk dipatuhi oleh para siswa. Jika tata tertib sudah ada maka Dinas Pendidikan dan  kepala sekolah harus memastikan aturan itu dipatuhi semua anak didik.

Manakala ada pelajar yang terlibat aksi geng motor atau tawuran, menurut Bupati Karna, pihak sekolah wajib memberi sanksi sesuai dengan aturan yang ada. Selain itu, dia meminta ada keterlibatan sekolah dalam mensosialisasi kenakalan remaja kepada orang tua siswa.

Optimalisasi peran pengawas di sekolah juga sangat penting, terutama guru BK dalam memberikan pembinaan rutin kepada murid - murid di setiap sekolah masing - masing.

Menurutnya, bangun prakondisi pembelajaran yang nyaman, lakukan pendekatan antar pribadi  agar pendidik mengetahui kondisi anak sebelum melakukan pembelajaran dan itu juga bentuk kedekatan guru dengan peserta didiknya sehingga bisa terselenggara pendidikan yang baik.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Lilis Yuliasih, menyebutkan, hingga saat ini tatanan pendidikan di Kabupaten Majalengka masih wajar. Beberapa kejadian tawuran seperti di wilayah Sumberjaya, Palasah dan Kadipaten yang terjadi beberapa pekan kemarin dipandang perlu adanya penanganan khusus dari pihak sekolah.***

 

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x