Terjadi Penurunan Transaksi Kebutuhan Pokok, Pedagang Mengeluh

- 23 Maret 2023, 22:05 WIB
KEPALA Disperindagas ESDM Garut, Nia Gania Sukarya.
KEPALA Disperindagas ESDM Garut, Nia Gania Sukarya. /Aep Hendy/

KORAN PR-Stok kebutuhan bahan pokok untuk keperluan selama bulan Ramadhan di Kabupaten Garut dipastikan aman. Di sisi lain, terjadi penurunan transaksi bahan kebutuhan pokok di awal ramadan ini yang diduga dipicu faktor cuaca.



Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pasar, dan ESDM (Disperindagpas ESDM) Garut, Nia Gania Sukarya, menyebutkan pihaknya telah melakukan monitoring terkait ketersediaan bahan pokok. Monitor dilaksanakan  bersama 20 UPT di 15 pasar pemerintah yang menjadi rujukan dan tersebar di wilayah Kabupaten Garut.

Hasilnya, imbuh Gania, tidak ditemukan kelangkaan bahan kebutuhan pokok jenis apaun. Artinya, dapat dipastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok selama Ramadhan dalam kondisi aman.

"Alhamdulillah ketersediaan bahan kebutuhan pokok untuk Ramadhan dapat dipastikan aman. Ini berdasarkan hasil monitoring langsung yang kami lakukan di 15 pasar rujukan yang tersebar di berbagai wilayah di Garut", ujar Gania, Kamis 23 Maret 2023.

Dikatakannya, hasil monitoring menjelang munggahan di sejumlah pasar di Garut malah cukup mengejutkan dimana terjadi penurunan transaksi jual beli. Hal ini disebabkan faktor cuaca yakni intensitas hujan di wilayah Garut yang cukup tinggi akhir-akhir ini.

Hal ini menurut Gania menjadi keluhan para pedagang di pasar. Padahal mereka berharap momentum munggahan bisa meningkatkan penjualan seperti pada momentum yang sama sebelum-sebelumnya.

Terkait harga kebutuhan pokok pada momentum munggahan, diungkapkan Gania dari hasil evaluasi terjadi fluktuasi. Hal ini terutama terjadi pada beras dan minyak goreng.

"Fluktuasi harga di antaranya terjadi pada bahan pokok jenis beras. Saat ini kisaran harganya bisa mencapai Rp14 ribu per kilogram", katanya.

Gania menyampaikan, pihaknya berupaya agar masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Salah satunya dengan mengajukan kegiatan operasi pasar ke Bulog.

Menurutnya, tingginya harga beras di pasaran terjadi karena faktor distribusi dan anomali cuaca yang terjadi. Dengan kondisi itu harga beras premium meningkat dari Rp12,5 ribu menjadi Rp14 ribu per kilogram.

Terjadinya kenaikan harga beras, tutur Gania, bukan hanya terjadi di Garut tapi juga di daerah lain di seluruh Indonesia. Kondisi seperti ini juga bukan karena momentum jelang Ramadhan tapi sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.

"Makanya kita minta ke Bulog agar menambah suplai beras guna menekan harganya agar bisa kembali normal. Kami sudah lakukan pengecekan dan di Bulog Garut masih terdapat 40 ton persediaannya", ucap Gania. 

Selain itu, masih ada beras cadangan milik pemerintah. Bupati telah mengintruksikan agar beras tersebut tidak diperjualbelikan tapi harus dibagikan kepada masyarakat ketika terjadi kelangkaan di Garut.***

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x