Harga Gabah Naik, Petani Harap Tengkulak Bisa Menyesuaikan

- 16 Maret 2023, 15:26 WIB
PETANI di Majalengka memanen dan menjual hasil panen gabahnya. Petani menyambut kenaikan harga gabah karena biasanya setiap kali panen harga gabah anjlok.
PETANI di Majalengka memanen dan menjual hasil panen gabahnya. Petani menyambut kenaikan harga gabah karena biasanya setiap kali panen harga gabah anjlok. /Tati Purnawati/

KORAN PR-Diumumkannya kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras oleh Kepala Badan Pangan Nasional RI atau National Food Agency (NFA)  Arief Prasetyo Adi disambut baik para petani di Majalengka Mereka berharap tengkulak bisa menyesuaikan harga pembelian dengan pemerintah.

Sejumlah petani di Majalengka menyebutkan, kenaikan HPP sudah ditunggu sejak lama karena harga gabah kering panen ataupun harga gabah kering giling saat memasuki musim panen selalu anjlok dan sulit bagi petani menghindari harga murah. Petani tidak memiliki daya tawar karena berada diposisi yang butuh uang sehingga harga murahpun dijual.

“Kemarin saja per 1 Maret harga jual hanya mencapai Rp 450.000 per kw, harga sangat rendah dan cukup merugikan petani, tapi mau bagaimana lagi, petani butuh uang, mereka yang punya uang,” ungkap Mimi salah seorang petani di Jatitujuh.

Namun dia bersyukur karena harga gabah kini mulai naik kembali sejak Rabu 15 Maret 2023 menjadi Rp 530.000 per kw. Dengan kondisi gabah bersih dan kering hasil panen dengan menggunakan combine  harvester.

“Kami tidak mengetahui kenaikan harga gabah ini apakah karena adanya pengumuman pemerintah soal kenaikan HPP atau bukan. Tapi memang HPP diharapkan naik sejak lama dan diharapkan kenaikan diikuti oleh pembelian para tengkulak,” kata Aef.

Karena menurutnya, para petani tidak pernah menjual kepada Bulog atau rekanannya, melainkan menjual ke tengkulak serta tidak pernah mengetahui kapan Bulog melakukan penyerapan gabah petani.

Bandar dari Jateng masuk

Di wilayah Kecamatan Ligung harga gabah basah hasil panen dengan alat combine harvester sama dengan harga gabah kering giling di Kecamatan Jatitujuh sebesar Rp 530.000 per kw. Kenaikan harga diduga terjadi karena masuknya bandar gabah dari Jawa Tengah yang datang ke wilayah Ligung. Bandar datang langsung ke sawah-sawah petani yang tengah memanen padi.

“Sudah tiga harian bandar dari Brebes masuk ke wilayah kami ke Ligung, sehari bisa empat mobil mereka langsung datang ke sawah-sawah menemui petani, jadi harga naik bersaing dengan bandar di daerah sendiri,” ungkap Munadi adal Desa Wanasalam, Kecamatan Ligung.

Menurutnya petani hingga sekarang tidak mengetahui ada kenaikan HPP yang diumumkan pemerintah, yang diketahui kenaikan harga gabah karena masuknya bandar luar. "Kalau HPP naik ya sukur berarti akan mendongkrak harga gabah dan beras petani,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x