Kasus Difteri Muncul di Cisurupan, Satu Suspek Meninggal

- 15 Maret 2023, 22:37 WIB
KABID P2P Dinkes Garut, Asep Surachman.
KABID P2P Dinkes Garut, Asep Surachman. /Aep Hendy/

KORAN PR-Kasus difteri di wilayah Kabupaten Garut masih mengalami penambahan bahkan kini juga mulai muncul di kecamatan lain. Sementara itu capaian vaksin outbreak respnse immunization (ORI) yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pangatikan baru mencapai 60 persen.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, saat ini jumlah kasus positif difteri di Garut bertambah menjadi 13. Sedangkan jumlah suspek difteri mencapai 34 orang dan 3 di antaranya saat ini masih menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut.

"Jumlah yang positif difteri saat ini menjadi 13 orang sedangkan jumlah suspek mencapai 34 orang. Yang positif semuanya sudah sembuh sedangkan yang suspek masih ada 3 orang yang menjalani perawatan di ruang isoalasi RSUD Garut", ujar Asep, Rabu 15 Maret 2023.

Selain jumlah pasien positif dan suspek difteri, dituturkan Asep, jumlah warga yang meninggal dunia karena diduga difteri juga mengalami penambahan. Hingga Rabu (15/3/2023) petang, jumlah warga yang meninggal diduga akibat difteri di Garut mencapai 9 orang.

Warga ke 9 yang meninggal diduga difteri, katanya bukan warga Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan seperti sebelum-sebelumnya. Kali ini yang meninggal merupakan warga Kecamatan Cisurupan.

Asep menyebutkan, jumlah kasus difteri yang terjadi di wilayah Kecamatan Pangatikan untuk saat ini sudah mengalami penurunan. Hal ini merupkan dampak dari penanganan yang dilakukan Dinas Kesehatan dengan cara pelaksanaan ORI dan pemberian obat terhadap warga.

Namun, katanya, kasus difteri juga muncul di wilayah kecamatan lainnya di antaranya Tarogong Kidul dan juga Cisurupan. Sebelumnya di Tarogong Kidul ada seorang warga yang dinyatakan positif difteri dan yang terbaru, ada seorang warga Cisurupan yang meninggal diduga difteri.

"Oleh karenanya, kita berlakukan kewaspadaan dini dan deteksi awal sebagai upaya pencegahan terus menyebarnya difteri. Setiap paskes, klinik, dan puskesmas harus melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang mengeluhkan sakit saat menelan dengan membuka mulutnya dan memeriksa tenggorokannya atau istilah kita screening", katanya.

Halaman:

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x