Harga Terus Naik, Pedagang Sayuran Siasati Dengan Kemasan Praktis

- 14 Maret 2023, 06:54 WIB
SEPEKAN menjelang bulan suci Ramadhan, harga kebutuhan pokok hingga sayuran di pasar tradisional Singaparna Kabupaten Tasikmalaya terus mengalami kenaikan, Senin 13 Maret 2023.
SEPEKAN menjelang bulan suci Ramadhan, harga kebutuhan pokok hingga sayuran di pasar tradisional Singaparna Kabupaten Tasikmalaya terus mengalami kenaikan, Senin 13 Maret 2023. /Aris M. Fitrian/

KORAN PR-Sepekan menjelang bulan suci Ramadhan, harga kebutuhan pokok hingga sayuran di pasar tradisional Singaparna Kabupaten Tasikmalaya diketahui terus mengalami kenaikan, Senin 13 Maret 2023. Hal ini pun membuat para pedagang bingung, karena barang dagangannya tidak selaku hari biasa.

Sebagai salah satu siasat para pedagang agar tetap dapat keuntungan, maka mereka menyiapkan juga campuran pangan untuk satu kali memasak dalam satu bungkus plastik. Sehingga selain harganya lebih murah, juga isiannya lebih lengkap.

Pedagang menyiapkan paket-paket kecil untuk dijual dengan isian lengkap berbagai sayuran. Seperti paket sayur sop, paket sayur lodeh, sayur kacang hingga paket sayuran lainnya.

"Selain lebih murah, pembeli juga akan lebih praktis membeli paket sayuran ini. Isinya sudah komplit dan tinggal masak saja. Alhamdulillah secara begini lebih laku," jelas salah seorang pedagang sayur, Neni (30). 

Dalam satu paket kemasan plastik, kata dia, berisi mulai wortel 3 buah, daun tangkil satu genggaman, tomat 2 buah, cabai 4 buah hingga bawang dua biji. Satu kemasan ini dijual Rp 2.500 kepada pembeli. Dengan cara seperti ini, ia mengaku, masih memiliki keuntungan sebesar Rp 1.000 per bungkus.

Sementara itu, untuk harga lainnya, harga cabai rawit dan cabai merah kini naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 60.000 perkilogram. Bawang merah naik dari Rp 28.000 menjadi Rp 35.000 rupiah perkilogram.

Harga tomat naik dari asalnya Rp 5.000 menjadi Rp 8.000 perkilogram. Wortel naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 8.000 perkilogram. Daun tangkil naik dari Rp 15.000 menjadi Rp 20.000 perkilogram.

Selain memberatkan pedagang, konsumen juga harus mensiasati agar tetap bisa memenuhi kebutuhan tanpa merogok kocek lebih dalam. Konsumen akhirnya harus mengurangi pembelian pangan dari awalnya akan membeli setengah kilo kini hanya menjadi seperempat saja.

"Lebih hemat dan beli secukupnya saja. Maklum harga-harganya lagi pada mahal," jelas Winda (41) waga Singaparna. ***

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x