Network
/photo/2023/03/13/3765806928.jpeg)
KORAN PR-Pemerintah daerah segera membangun jembatan sementara di dekat Jembatan Citamiang Kabupaten Purwakarta yang roboh pekan lalu. Namun, jembatan sementara itu kemungkinan belum bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih.
“Jembatan sementara bentuknya jembatan gantung. Jadi hanya bisa dilalui warga (pejalan kaki) atau sepeda motor saja,” kata Sekretaris Daerah Purwakarta, Norman Nugraha saat diwawancarai Senin 13 Maret 2023.
Pembangunan jembatan sementara diputuskan setelah pemerintah melalui dinas terkait, melakukan survei ke lokasi di Desa Cikumpay Kecamatan Campaka. Norman mengatakan teknisnya akan dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Purwakarta dibantu konsultan dari pihak swasta.
Adapun, lokasinya kemungkinan berada sekitar 20 meter di samping jembatan yang roboh. “Pembangunannya direncanakan selama 50 hari anggaran. Semoga bisa selesai lebih cepat agar warga bisa segera menggunakannya untuk beraktivitas,” tutur Norman.
Dari hasil survei tersebut, petugas teknis juga telah menyimpulkan penyebab robohnya jembatan. “Jadi (penyebabnya adalah) fondasi jembatan runtuh karena tanahnya ambles,” ujar Norman menduga kondisi tersebut dipicu oleh curah hujan yang tinggi selama beberapa waktu ke belakang.
Sementara itu, untuk pembangunan pengganti Jembatan Citamiang yang roboh baru masuk tahap pembuatan Rancang Bangun Rinci (Detail Engineering Design/DED) pada tahun ini. Adapun, pembangunan jembatan permanen itu diharapkan sudah dimulai pada 2024.
Jembatan Cibayongbong
Proses pembangunan jembatan di Kabupaten Purwakarta memang terbilang cukup lama. Sebelumnya, pemerintah daerah setempat juga membangun kembali Jembatan Cibayongbong di Kecamatan Maniis yang roboh pada Maret 2022 lalu.
Jembatan penghubung ruas Jalan Gunung Karung Desa Sukamukti itu baru rampung setahun kemudian, tepatnya Maret 2023. Kepala DPUTR Purwakarta, Ryan Oktavia berharap jembatan yang baru dapat bertahan lebih lama.
Ryan menjelaskan pembangunan Jembatan Cibayongbong yang baru menggunakan rangka baja dan lantai jembatan berupa perkerasan jalan beton. Jembatan dengan bentang sepanjang 30 meter, lebar jalan tujuh meter dan trotoar 60 sentimeter itu menghabiskan anggaran daerah hingga Rp 8,9 miliar.
