Banjir di Bekasi Masih Merendam 10 Kecamatan

- 6 Maret 2023, 20:26 WIB
WARGA menerjang banjir yang merendam Desa Pantai Harapan Jaya Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi. Hingga Senin (6/3/2023), banjir masih merendam puluhan titik di 10 kecamatan di Kabupaten Bekasi.*
WARGA menerjang banjir yang merendam Desa Pantai Harapan Jaya Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi. Hingga Senin (6/3/2023), banjir masih merendam puluhan titik di 10 kecamatan di Kabupaten Bekasi.* /Tommi Andryandy/

 

KORAN PR-Banjir masih menggenangi puluhan titik di 10 kecamatan di Kabupaten Bekasi, Senin 6 Maret 2023. Kendati intensitas hujan tak sederas minggu lalu, namun debit air tergolong tinggi, terutama di wilayah utara yang merupakan dataran rendah.

Muaragembong kini menjadi salah satu kecamatan dengan genangan banjir tertinggi. Di beberapa titik di wilayah paling utara di Kabupaten Bekasi, banjir masih mencapai ketinggian 100 centimeter. Selain air tawar, terjadi pula banjir air asin akibat rob.

“Rumah saya jalannya masih sepinggang, jadi enggak bisa lewat kalau bawa motor. Jadi gini aja, sudah lebih dari 10 hari begini terus,” kata Tarno (30), warga Desa Pantai Harapanjaya Kecamatan Muaragembong.

Hampir dua pekan Tarno terpaksa menerjang banjir dengan perahu atau terkadang terpaksa berenang. Hal itu dilakukan dia karena perlu berangkat kerja. “Motor taruh di penitipan, sisanya mau enggak mau dilewati gini,” ucap dia.

Di titik ini, tinggi muka air bervariasi mulai dari 50-100 centimeter. Dibanding daerah lainnya di Muaragembong, kampung ini menjadi salah satu yang paling parah.

“Banjir ini udah kayak lima tahun lalu pas 2018. Banjirnya lumayan gede terus lama. Udah mau dua minggu begini terus,” kata Taryadi, Ketua RT 02/08 Kampung Penombo desa Pantai Harapanjaya Kecamara Muaragembong.

Taryadi mengatakan, sedikitnya 116 kepala keluarga atau sekitar 400 jiwa terdampak banjir. Aktivitas warga pun terganggu lantaran banjir yang cenderung tinggi hingga sulit dilewati. “Ya mau kemana air tinggi begini. Mau ke kebon banjir, ke sawah juga banjir. Yang sekolah apalagi, sekolahnya juga kebanjiran,” ucap dia.

Karena sulit beraktivitas, beberapa warga mulai kesulitan memperoleh bahan makanan. Sebagian dipasok bahan makanan oleh kerabatnya, dan yang lain, menunggu bantuan datang. “Warga sini rata-rata ngebon. Yang kasian yang ga punya apa-apa, kerabat jauh, stok makanan enggak ada. Jadi suka saling bantu aja, karena bantuan dari pemerintah seadanya,” ucapnya.

Halaman:

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x