Populasi Hewan Ternak di Kota Tasik Terus Menurun

- 6 Maret 2023, 07:20 WIB
SalaSALAH satu ternak domba di Kp Pasangrahan Kawalu Tasik. Populasi hewan ternak di Kota Tasik mulai dari ternak sapi, kambing, domba, kerbau hingga beragam jenis unggas terus menurun.
SalaSALAH satu ternak domba di Kp Pasangrahan Kawalu Tasik. Populasi hewan ternak di Kota Tasik mulai dari ternak sapi, kambing, domba, kerbau hingga beragam jenis unggas terus menurun. /Asep MS/

KORAN PR-Populasi hewan ternak di Kota Tasikmalaya terus mengalami penurunan. Populasi hewan ternak mulai dari ternak sapi, kambing, domba, kerbau hingga beragam jenis unggas,  sudah tidak sebanding dengan jumlah warga Kota Tasikmalaya yang mencapai lebih dari 700 000 orang.

Untuk populasi sapi misalnya, tercatat hanya mencapai sekitar 2.100 ekor, kemudian domba 13.000 ekor , kambing 6000 ekor dan kerbau 600 ekor. Kondisi tersebut berdampak pada pemenuhan kebutuhan hewani masyarakat Kota Tasikmalaya saat ini yang harus bergantung pada ternak yang didatangkan dari luar daerah.

"Hal ini menjadi satu persoalan dan perlu dianalisa kenapa masyarakat di Kota Tasikmalaya ini tidak tergerak melirik usaha peternakan padahal prospek pasarnya masih sangat terbuka," ujar Anggota Komisi XI DPR RI M  Haerudin Amin, S.Ag, MH saat menggelar bimtek pengembangan peternakan bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, akhir pekan kemarin.

Padahal kata dia, jika melihat pangsa pasar, lini usaha sektor peternakan termasuk unggas masih sangat terbuka lebar. Menurut Haerudin, hal itu terjadi dikarenakan  mindset masyarakat tentang peternakan masih kurang atau bisa juga disebabkan daya dukung pemerintah untuk pengembangan sektor peternakan masih minim.

"Kalau kenyataannya seperti ini boleh jadi peternakan belum dianggap sebagai sektor strategis. Saya yakin anggaran dari APBD juga minim," kata dia.

Untuk itu lanjut dia, pihaknya  menggandeng Dirjen Peternakan agar dapat mengembangkan dan menciptakan peternak baru sehingga dapat meningkatkan jumlah kebutuhan daging hewan khususnya di Kota Tasikmalaya.

"Karena kontribusi sektor pertanian sangat besar dan terbukti saat pandemi Covid lalu pada  saat sektor lain melakukan PHK, sektor pertanian dan peternakan justru menyerap banyak tenaga kerja.

Termasuk ujar dia, tingginya angka stunting di Kota Tasikmalaya, bisa jadi karena pasokan gizi dari hewani tak terjangkau. Hal itu terjadi karena harga daging mahal sebagai akibat daging yang dijual di Kota Tasikmalaya didatangkan dari luar. "Kalau banyak peternak lokal,  mungkin harga akan lebih murah dan terjangkau," ujarnya.

Sementara itu Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan H Cecep Kustiawan  mengapresiasi positif bimtek. Menurut Cecep bintek sangat dibutuhkan untuk memacu minat masyarakat melirik usaha peternakan sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam peningkatan ekonomi pasca pandemi. " Bintek memang sangat dibutuhkan mudah-mudahan hasilnya bisa direalisasikan di lapangan," kata Cecep.***

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x