Siswa SD di Sukabumi Dibacok Siswa SMP, Polisi Ungkap Motifnya

- 5 Maret 2023, 21:21 WIB
KONFERENSI pers pengungkapan kasus pembacokan siswa SD di Mapolres Sukabumi, Minggu 5 Maret 2023. Seorang bocah kelas V SDN Sirnagalih, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi bernama Randi Maulana (12) meninggal dunia dengan luka bacok di leher dalam perjalanan pulang sekolah, Sabtu
KONFERENSI pers pengungkapan kasus pembacokan siswa SD di Mapolres Sukabumi, Minggu 5 Maret 2023. Seorang bocah kelas V SDN Sirnagalih, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi bernama Randi Maulana (12) meninggal dunia dengan luka bacok di leher dalam perjalanan pulang sekolah, Sabtu /Herlan Heryadie/

KORAN PR-Seorang bocah kelas V SD bernama Randi Maulana (12) meninggal dunia dengan luka bacokan di leher. Siswa SDN Sirnagalih, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi itu dibacok dalam perjalanan pulang dari sekolah, Sabtu (4/3/2023). Kejadian bermula saat Randi bersama dua orang teman perempuannya yang memakai seragam pramuka dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Saat itu, korban yang sedang berjalan kaki tiba tiba di pinggir jalan tepatnya di depan SMP 3 Palabuhanratu didatangi oleh sekelompok siswa SMP. Tanpa alasan yang jelas, korban langsung dibacok ke arah leher menggunakan senjata tajam oleh terduga pelaku. Korban mengalami luka di leher yang lebar dan mengeluarkan banyak darah. Setelah membacok korban, pelaku langsung melarikan diri ke arah Citepus. Korban sempat ditolong oleh warga sekitar untuk dibawa ke RSUD Palabuhanratu. Namun, korban sudah dinyatakan meninggal dunia.

Orang tua korban pun menangis histeris saat melihat anaknya sudah tidak bernyawa lagi. Kejadian itu dibenarkan oleh Ketua RW Kampung Citepus Hendra yang mendapatkan kabar dari keluarga korban. Hendra saat itu langsung bergegas ke rumah sakit. Menurut Hendra, berdasarkan informasi dari warga di sekitar lokasi kejadian, korban dibacok oleh sejumlah remaja yang menggunakan motor.

"Saya langsung datang ke rumah sakit, saya datang ternyata kondisinya sudah meninggal. Menurut informasi korban masih pakai seragam. Luka di bawah telinga di leher, lukanya bacokan senjata tajam, ciri-ciri pelaku memakai seragam SMP, pakai senjata tajam. dan membawa bendera," kata Hendra kepada awak media, Sabtu malam.

Pelaku Ditangkap

Polisi yang menerima laporan tersebut langsung bergerak. Kurang dari enam jam, polisi berhasil mengamankan 14 pelajar yang diduga terlibat dalam penganiayaan terhadap Randi. Kasus tersebut juga langsung diungkap di hadapan awak media di Mapolres Sukabumi, Minggu 5 Maret 2023.

Kapolres Sukabumi Ajun Komisaris Besar Maruly Pardede mengatakan dari 14 pelajar SMP yang diperiksa, ada 3 anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) karena telah melakukan penganiayaan hingga menyebabkan korbannya meninggal dunia.

"Ketiganya berperan sebagai eksekutor, pembonceng eksekutor, dan penyedia senjata tajam jenis celurit yang digunakan untuk membacok korban. Jadi para pelaku ada acara di pantai kemudian konvoi. Sekitar pukul 11.40 WIB mereka bertemu korban dan langsung dibacok. Setelah melakukan aksi penganiayaan tersebut para pelaku melarikan diri. Sementara korban dibantu warga sekitar dievakuasi ke RSUD Palabuhanratu. Namun nyawanya tidak tertolong," ujar Maruly.

Dari hasil pendalaman, lanjut Maruly, setelah menganiaya korban, eksekutor dan pembonceng eksekutor melarikan diri dan bersembunyi di area perkebunan karet. Eksekutor sempat menyembunyikan sajam yang digunakan namun berhasil ditemukan penyidik. Motif para pelaku yakni sengaja konvoi dan mencari lawan. Sehingga saat korban berjalan, eksekutor langsung membacok.

"Para ABH masih dalam pemeriksaan intensif penyidik Satreskrim. Selanjutnya akan dilakukan tahapan-tahapan proses hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Mereka disangkakan Pasal 80 Ayat 3 dengan ancaman 15 tahun penjara. Kami amankan barang bukti berupa sajam jenis celurit, pakaian korban dan pelaku, serta bantal guling yang dijadikan media untuk menyembunyikan sajam," ungkapnya.

Kapolres mengaku prihatin lantaran kasus kekerasan semacam ini sampai melibatkan anak di bawah umur. Kendari demikian ia menegaskan, permasalahan ini bukan hanya tugas dan tanggung jawab kepolisian, tapi tanggung jawab bersama. "Ke depan kami akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan stakeholder termasuk ahli psikologi agar kejadian ini tidak terulang. Kepada keluarga korban, saya atas nama pribadi dan Kapolres Sukabumi mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya," pungkas Maruly.***

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x