Sebanyak 11.700 Warga di Pangatikan Diimunisasi Difteri Tahap Satu

- 28 Februari 2023, 22:18 WIB
SEKRETARIS Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani.
SEKRETARIS Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani. /Aep Hendy/

KORAN PR-Terhitung sejak Senin 27 Februari 2023, outbreak response immunization (ORI) mulai dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut. Hal ini untuk menekan wabah difteri di wilayah tersebut yang diduga telah menyebabkan tujuh orang meninggal hingga Pemkab Garut menetapkan kejadian luar biasa (KLB).

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, menyampaikan ORI tahap pertama dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pangatikan selama 10 hari. Sedangkan jumlah warga yang ditargetkan akan menjalani imunisasi di daerah tersebut mencapai 11.700 orang.

"Targetnya sampai 11.700 warga di Pangatikan yang akan menjalani imunisasi dalam program ORI tahap pertama ini. Sedangkan waktu pelaksanaan ORI tahap pertama ini hanya 10 hari", kata Leli, Selasa 28 Februari 2023.

Ia menyampaikan, ORI di wilayah Pangatikan akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap kedua akan dilaksanakan satu bulan setelah pelaksanaan ORI tahap pertama. Selanjutntya ORI tahap ketiga akan dilaksanakan enam bulan setelah pelaksanaan ORI tahap kedua.

Diharapkannya, pada pelaksanaan ORI tahap pertama ini, target imunisasi terhadap sebanyak 11.700 warga akan tercapai. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan ORI yang rencananya ditetapkan hanya sepuluh hari.

Imunisasi di wilayah Kecamatan Pangatikan ini disebutkan Leli diutamakan diberikan kepda anak usia dua bulan hingga 15 tahun.

Menular & mematikan

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Garut, Maskut Farid, mengatakan ada tujuh warga yang meninggal diduga akibat difteri di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan. Saat itu belum terendus adanya wabah difteri di daerah tersebut karena para pasien tidak berobat ke Puskesmas tapi ke klinik swasta.

Bahkan mereka yang meninggal, imbuhnya, didiagnosa penyakit lain seperti jantung. Namun setelah ada salah seorang warga yang berobat ke Puskesmas, kecurigaan adanya wabah difteri mulai muncul sehingga pemerintah langsung melakukan penanganan.

Menurut Maskut, difteri merupakan penyakit menular dan berbahaya. Oleh karenya pihaknya langsung melakukan langkah-langkah antisipasi dengan melakukan pengecekan dan diagnosa terhadap pasien yang diduga difteri.

Hasil pemeriksaan, ternyata ada dua warga yang dinyatakan positif difteri. Namun sayangnya, tujuh warga yang meninggal tidak keburu untuk diperiksa, hanya saja dari keterangan pihak keluarga, mereka mengalami gejala mirip difteri.

"Untuk beberapa orang yang sakit, kita langsung obati dan masih bisa melakukan pengecekan. Hasilnya, ada beberapa yang dinyatakan positif difteri sehingga langkah penanganan langsung kita lakukan, salah satunya pelaksanaan ORI untuk warga di wilayah Kecamatan Pangatikan," katanya.

Maskut juga menyatakan, meski termasuk penyakit menular dan berbahaya, akan tetapi difteri masih bisa disembuhkan. Begitu pun dengan pasien-pasien yang ditangani, setelah menjalani isolasi dan pengobatan, mereka bisa sembuh.

Masih menurut dia, penyakit difteri akan sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dengan cara diisolasi dan diobati. Selain bisa menular dengan cepat dan mudah, penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian jika penanganannya terlambat.

Jika tidak segera diobati, imbuhnya, penyakit yang timbul akibat bakteri yang mengeluarkan racun ini akan menyerang ke jantung. Ketika racunnya sudah menyerang jantung, inilah yang kemudian menyebabkan kematian bagi mereka yang terserang.

"Jadi ada dua hal yang penting, karena difteri adalah penyakit yang bisa diobati dan dicegah dengan vaksin. Namun penyakit ini memang menular dan mematikan", kata Maskut.*** 

 

 

 

 

 

 

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah