Atasi Kelangkaan Beras Sekaligus Mengendalikan Harga, Lumbung Padi Harus Diaktifkan Lagi

- 24 Februari 2023, 09:05 WIB
GABAH hasil panen yang sedang dijemur petani di Kabupaten Majalengka.
GABAH hasil panen yang sedang dijemur petani di Kabupaten Majalengka. /Tati Purnawati/

KORAN PR-Lumbung padi di tiap desa harus ditumbuhkan kembali seperti masyarakat pedesaan tempo dulu. Hal itu guna mengantisipasi kesulitan beras dimusim paceklik, sekaligus akan mampu menekan harga beras di pasaran.

Menurut keterangan Anggota Komisi IV DPR RI H Sutrisno, kebiasaan masyarakat tradisional tempo dulu yang menyimpan gabah di lumbung desa patut ditiru. Setiap usai panen, para petani menyimpan sebagian gabahnya di lumbung dan gabah bisa diambil sewaktu-waktu dikala butuh, atau kehabisan cadangan beras di rumah.

Bagi petani lain yang tidak mampu menyimpan atau saat kekurangan bisa meminjam gabah dari lumbung yang akan diganti pada saat  usai panen. Bagi yang meminjam gabah, kelak saat membayar bisa memberikan tambahan sesuai kesepakatan diantara masyarakat. Kelebihan dari pembayaran  bisa dipinjamkan kembali kepada  petani lain atau orang yang membutuhkan.

“Hal-hal yang bersifat tradisional tidak selamanya jelek, namun  pembentukan dan pemanfaatan lumbung pangan masih patut ditiru,” ungkap Sutrisno.

Disisi lain Sutrisno mengatakan, masyarakat dipedesaan sebetulnya tidak perlu khawatir terjadi kekurangan pangan manakala pengelolaanya baik. Karena yang memliki lahan pertanian adalah masyarakat desa, petani juga adanya di desa. 

Menurutnya soal kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini akibat hukum ekonomi, dimasa paceklik cadangan beras berkurang sementara kebutuhan tinggi. Makanya itu akan memicu terjadinya kenaikan harga.

“Ketika paceklik cadangan beras berkurang malah cenderung tidak ada, sementara kebutuhan tetap tinggi. Ketika kemarau kan jarang petani yang menanam padi, karena ketersediaan air yang kurang, makanya tidak bisa dihindari harga akan naik. Namun manakala lumbung pangan di desa diaktifkan, kenaikan harga beras tidak akan terlalu tinggi karena beras ada di desa,” ungkap Sutrisno.

Namun demikian, saat ini telah masuk musim panen, sehingga harga akan segera turun .

“Lagi pula di Kabupaten Majalengka ini ada beberapa wiayah yang sawahnya bisa tiga kali tanam, jadi kekurangan pangan tidak akan sampai terjadi, “ ungkapnya.

Halaman:

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah