Bau Sampah Menyengat, Puluhan Siswa SDN Argasari Terpaksa Belajar di Mushola

- 22 Februari 2023, 12:15 WIB
PULUHAN siswa SDN Argasari Kota Tasikmalaya terpaksa belajar di mushola guna menghindari bau sampah.
PULUHAN siswa SDN Argasari Kota Tasikmalaya terpaksa belajar di mushola guna menghindari bau sampah. /Asep MS/



KORAN PR-Siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, terpaksa belajar di mushola sekolah akibat tidak kuat mencium bau sampah yang menyengat.

 Aroma tak sedap tersebut berasal dari tumpukan sampah yang berada di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara yang letaknya tepat di depan sekolah.

Selain di mushola, para siswa juga ada yang belajar di ruang guru yang letaknya sedikit lebih jauh dari tumpukan sampah. Sayangnya walau sudah berlangsung lama, dari pihak pemerintah daerah belum ada upaya untuk menutup lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) sampah tersebut.

Sejumlah siswa mengaku, mereka tidak bisa konsen belajar akibat bau sampah yang menyengat. Nazwa (10) siswa kelas IV SDN Argasari mengatakan, keberadaan lokasi TPS yang berada di samping sekolah sangat menganggu konsentrasi belajar.

"Seriap hari juga bau sampah pak sekolah sini mah. Apalagi kalau sudah hujan bau sampahnya sangat menyengat," ujar Nazwa.

Akibatnya kata dia, dalam menyerap pelajaran yang disampaikan guru juga sulit. Bahkan kata Nazwa, walaupun
belajar dipindah ke mushola, belajar tetap tidak fokus karena bau sampah masih tetap tercium.

Untuk itu Nazwa berharap
agar pemerintah Kota Tasikmalaya segera menutup atau memindahkan TPS tersebut. "Kami meminta agar bapa Wali Kota maupun yang lainnya agar memindahkan lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) di samping SDN Argasari, karena saya ingin belajar serius dan menerima mata pelajaran dari bapa, ibu guru dengan baik," ujarnya.

Sementara itu, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SDN Argasari, Jenal Ismail mengatakan, lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) yang terlalu berdekatan dengan lokasi sekolah memang sangat menganggu aktivitas belajar mengajar.

"Bahkan saat kami menerangkan mata pelajaran, banyak peserta didik terpaksa harus menutup hidung karena semua mencium aroma sampah," jelasnya.

Oleh karenanya, kata dia, perlu dilakukan langkah atau upaya yang agar proses belajar siswa bisa fokus. Pihaknya pun terpaksa memindahkan proses KBM ke mushola sekolah dan ruang guru.

Upaya lain yang sudah beberapa kali dilakukan yaitu melakukan audensi bersama warga, guru dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Namun tidak mendapatkan hasil. "Tetap saja pembuangan sampah warga dilakukan di lokasi tersebut," katanya.

Pemerintah daerah seolah menutup mata. "Padahal setiap harinya banyak pejabat pemkot yang lewat sini untuk menuju pemkot yang saya kira pasti mencium bau sampah. Tapi yang seperti ini, tidak ada penyelesaiaan," katanya.*** 

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x