KLB Difteri di Garut, RSUD dr Slamet Siapkan Ruang Isolasi

- 22 Februari 2023, 06:33 WIB
PETUGAS RSUD dr Slamet Garut menunjukkan ruang isolasi khusus untuk pasien difteri yang dulunya digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19.
PETUGAS RSUD dr Slamet Garut menunjukkan ruang isolasi khusus untuk pasien difteri yang dulunya digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. /Aep Hendy/

KORAN PR-Kemunculan wabah difteri di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Garut yang kasusnya kini telah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) menjadi sorotan. Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pun telah menyiapkan sejumlah langkah mengantisipasi penyebaran yang makin meluas. 

Salah satunya Pemda Kabupaten Garut menyediakan ruangan khusus isolasi bagi para pasien difteri. Hal ini sebagai bentuk kesiap siagaan apabila jumlah warga yang terpapar difteri terus bertambah.

"Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien difteri, kami telah menyiagakan ruangan khusus. Hal ini dikarenakan penanganan pasien difteri tidak boleh disatukan dengan pasien penyakit lainnya tapi harus ditempatkan di ruang isolasi", ujar Wakil Direktur Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut, Willy Indrawilis, Selasa 21 Februari 2023.
 
Disebutkannya, penyebaran penyakit difteri terbilang cepat. Hal inilah yang menyebabkan pasien difteri harus ditempatkan di ruang isolasi dan terpisah dengan pasien penderita penyakit lainnya.
 
Untuk saat ini, imbuh Willy, ruang isolasi sudah ditempati tiga orang pasien suspek difteri yang berasal dari Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan. Mereka menjalani isolasi dan pengobatan sejak Sabtu 18 Februari 2023 lalu dan semuanya masih usia anak-anak. 
 
Menurutnya, hingga saat ini petugas Dinas Kesehatan masih melakukan penelusuran di lapangan. Tidak menutup kemungkinan masih ada warga yang harus mendapatkan perawatan mengingat jumlah kontak erat kasus difteri di daerah tersebut yang cukup banyak.   
 
Ia menyampaikan, untuk saat ini ada tujuh ruangan di RSUD dr Slamet Garut dengan jumlah tempat tidur 14 yang sudah dipersiapkan untuk menangani pasien difteri. Namun dia berharap, jumlah pasien difteri tidak mengalami penambahan.  
 
Diterangkannya, kondisi ketiga anak yang dirawat di ruang isolasi mengalami gejala pembengkakan di leher dan selaput putih di tenggorokan. Namun setelah menjalani perawatan dan pengobatan antidifteri, kini kondisi ketiganya sudah berangsur membaik dan bengkak di lehernya sudah berkurang.***

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x