PH Tanah di Kertajati Tinggi, Produksi Pertanian Menurun

- 21 Februari 2023, 22:56 WIB
BADAN Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati lakukan uji labolatrium tanah sawah disejumlah wilayah untuk memastikan kandungan hara dalam tanah
BADAN Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati lakukan uji labolatrium tanah sawah disejumlah wilayah untuk memastikan kandungan hara dalam tanah /Tati Purnawati/

 

Koran PR-Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati melakukan uji laboratorium tanah sawah di sejumlah wilayah untuk memastikan kandungan hara dalam tanah agar pemupukan bisa dilakukan dengan baik dan proporsional. Tingkat keasaman sawah banyak yang tinggi sehingga menurunkan produksi pertanian.

 Menurut keterangan Koordinator penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati Ali Imron, Selasa (21/2/2023), dari hasil pengujian labolatorium yang dilakukan langsung di sawah di dua wilayah di Blok Koroncong dan Tegal Hoe di Desa Pasiriipis, Kecamatan Kertajati, menunjukan tingkat keasaman atau PH yang sangat tinggi. Oleh karenanya harus dilakukan kaptan (kapur pertanian) atau dolomit.

“PH menunjukan ke asaman, kandungan pupuk organiknya jauh dari semenstinya. Tadi ketika pemeriksaan dilihat di botol reaksi kimia ada dua cm kandungan organik, ada juga yang hanya beberapa milimiter saja sehingga harus dilakukan pengapuran kapur pertanian (kaptan), dolomit dan pupuk organik ,” ungkap Ali.

Menurutnya yang jadi permasalahan ada dua, pertama PH yang asam dan kandungan organik yang rendah. Lainnya nitrogen cukup, MHK, dan kandungan kimia cukup.
“Ada sebagian titik hasil uji lab direkomendasikan untuk menaikan PH tanah dengan memberikan kapur pertanian (Dolomit) yang kandungannya kalsium oksida dan magnesium oksida sebanyak 500kg/ Ha dan pemberian pupuk organik karena hasil ujinya kandungan organik nya rendah” katanya.

Pemeriksaan atau uji lab ini untuk memastikan kondisi tanah sawah. Jika PH sesuai dan kandungan lainnnya bagus maka pupuk akan terserap oleh tanaman, sebaliknya kalau tanah sakit maka pupuk tidak terserap secara maksimal.“Maka hasil pertanian yang diperoleh tidak akan maksimal pula,” ungkap Ali Imron.

Selama ini menurut Ali, masih sangat banyak petani yang melakukan pemupukan kimia berlebihan. Kondisi tersebut berpengaruh besar terhadap kondisi tanah.
“Ada yang diperingatkan agar tidak menggunakan pupuk kimia berlebihan namun belum bersedia mendengar dengan alasan hasilnya tidak maksimal, namun perlahan sebagian petani mulai memahami,” ungkapnya.***

 

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x