Panen Tiba, Harga Gabah di Majalengka Merosot

- 19 Februari 2023, 16:02 WIB
Sebagian petani di sejumlah wilayah di Majalengka mulai memanen padi, sayangnya begitu musim panen tiba, harga langsung merosot, yang semula mencapai Rp 700.000 per kw kini menjadi Rp 650.000 hingga Rp 640.000 per kw.
Sebagian petani di sejumlah wilayah di Majalengka mulai memanen padi, sayangnya begitu musim panen tiba, harga langsung merosot, yang semula mencapai Rp 700.000 per kw kini menjadi Rp 650.000 hingga Rp 640.000 per kw. /Tati Purnawati/

KORAN PR-

Sebagian petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Majalengka mulai memanen padi. Sayangnya begitu musim panen tiba, harga gabah langsung merosot dari semula mencapai Rp 700.000 per kw kini menjadi Rp 650.000 hingga Rp 640.000 per kw.

 

Menurut keterangan sejumlah petani yang ditemui saat panen di Desa Pasirmuncang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Minggu (19/2/2023) turunnya harga gabah sudah terjadi sejak 2 hari terakhir. Karena awalnya walaupun sudah ada yang mulai panen harga masih bertahan diangka Rp 700.000 per kw.

Walaupun harga turun menurut sejumlah petani Didi, Uju dan Oing, hasil panen saat ini begitu gabah kering akan segera dijual. Sebab mereka khawatir harga gabah terus merosot seperti biasanya begitu panen mulai banyak. Mereka hanya akan menyisakan untuk cadangan makan.

“Harganya tidak menentu, kedua di tiap daerah harga berbeda-beda. Sekarang saja di Desa Sidamukti mendengar kabar harga gabah masih mencapai Rp 670.000 per kw, turun sedikit ke Munjul di tetangga desa harga sudah berada di kisaran Rp 650.000 per kw malah ada juga yang menyebutkan telah mencapai Rp 630.000 per kw,” ungkap Didi asal Desa Sidamukti yang mengolah sawah di Desa Pasirmuncang.

Sementara itu Emen dan Iis petani asal Blok Depok, Kelurahan Munjul menyebutkan hasil derepnya (panen di orang lain) sebanyak kurang lebih 1 kw tidak akan dijual walaupun harga masih mahal. Gabah yang diperolehnya  akan dipergunakan untuk cadangan pangan agar tidak terus menerus membeli beras dengan harga mahal.

Peperiheun peceklik hayoh wae meser, ayeuna mah kenging pare nya disimpen kanggo tuang (Musim paceklik terus membeli beras, sekarang punya gabah akan disimpan untuk makan),” ungkap Iis yang derep bersama suaminya di lahan bengkok yang disewa tetangganya.

Halaman:

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x