Kadispora Jabar Hormati Keputusan FIFA

30 Maret 2023, 20:25 WIB
Lambang resmi FIFA Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. /Dok. FIFA/

KORAN PR - FIFA resmi mencabut Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan U20, tentunya Jawa Barat yang ditunjuk sebagai salah satu venue yaitu di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung turut terdampak. Selain itu empat lokasi yang disiapkan sebagai tempat latihan, yaitu Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Lapangan Sidolig, Lapangan Unpad dan Lapangan IPDN Jatinangor turut terimbas.

 

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat Asep Sukmana menuturkan, meski kecewa dengan batalnya Indonesia menggelar Piala Dunia U-20 pihaknya tetap menghormati keputusan dari induk sepakbola dunia tersebut.

Jelang U20 pihaknya turut menyiapkan venue dan tempat latihan, kemudian agenda kegiatan pendukung, serta kepanitiaan lokal tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.

"Kita udah sepakat SK-nya itu ada dua yakni dari provinsi untuk melibatkan semua kabupaten/kota meliputi Sumedang, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Provinsi Jawa Barat,"ujarnya pada wartawan, Rabu 30 Maret 2023.

Dengan batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, pihaknya akan segera menggelar rapat untuk membahas tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Sementara itu, terkait dengan penyiapan infrastruktur. Saat ini pihaknya sudah melakukan persiapan akhir di Stadion Si Jalak Harupat.

"Stadion Si Jalak Harupat sudah dinyatakan sangat siap menggelar pertandingan. Bahkan pihak FIFA sendiri sudah menginspeksi langsung stadion dan hasil inspeksi dari FIFA, stadion kita sudah siap dan bagus walaupun ada sedikit-sedikit perbaikan," katanya.

UMKM

Terpisah, Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pun turut terdampak. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan, pembatalan event tersebut membuat pelaku gagal mendapat omzet. Pihaknya pun batal melakukan promosi produk dan meningkatkan omzet.

Menurut dia, beberapa jenis usaha yang terdampak di antaranya pembuatan merchandise, kerajinan hingga jersi.

Senada dengan Asep, Kusmana pun turut kecewa karena potensi untuk memasarkan produk ke orang luar negeri gagal. Sementara untuk menyengaja ke luar negeri guna promosi itu bakal memakan biaya yang relatif mahal.***

Editor: Mochammad Iqbal Maulud

Tags

Terkini

Terpopuler