Buntut Kematian Ibu Hamil, RSUD Ciereng Subang Dievaluasi Besar-besaran

7 Maret 2023, 21:05 WIB
KONFERENSI pers terkait kematian ibu hamil yang di Subang yang sempat ditolak RSUD Subang. /Hilmi Abdul Halim/

KORAN PR-Kematian seorang ibu hamil memicu evaluasi besar-besaran di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng Kabupaten Subang. Pemerintah daerah setempat juga akan melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk memastikan penyebab kematian pasien.

Sekretaris Daerah Subang Asep Nuroni mengklaim kematian pasien bernama Kurnaesih (39) bukan karena ditolak RSUD. “Dari aspek kondisi pasien dan aspek fasilitas saat itu tidak memungkinkan untuk ada tindak lanjut,” katanya.

Pernyataan itu disampaikan Sekda dalam konferensi pers, Senin 6 Maret 2023 petang. Menurutnya, kondisi pasien sudah kritis dan tidak ada ruang perawatan intensif (Intensive Care Unit) yang tersedia pada saat itu.

Pasien asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang itu dikabarkan meninggal pada 16 Februari 2023 lalu. Sebelum ditangani bidan dan dibawa ke RSUD, kondisi pasien diduga sudah kritis akibat menjalani pemijatan oleh dukun beranak.

Penanganan kasus kali ini akan melewati serangkaian tahapan. Asep pun meminta publik menyerahkan penanganan kasus kali ini kepada pihak-pihak terkait yang berkompeten untuk mengujinya.

Hasil audit itu juga yang akan menjadi pertimbangan pemerintah untuk melakukan evaluasi termasuk sanksi terhadap pengelola RSUD. “Dari audit itulah akan muncul (hasil) a, b, c, d. Jadi, kami tidak bisa memutuskan tanpa ada tahapan-tahapan tersebut,” ujar Asep.

Di luar tahapan itu, Pemerintah Kabupaten Subang tetap akan memperbaiki pelayanan di RSUD Subang. Salah satunya, sistem rujukan pasien asal wilayah yang jauh dari RSUD akan diarahkan ke RS lain yang terdekat dan memiliki fasilitas memadai.

Siap dicopot

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Ciereng Subang Ahmad Nasuhi menyatakan siap dicopot dari jabatannya akibat kasus tersebut. Namun, ia mengklaim kematian dalam kasus kali ini lebih diakibatkan oleh kondisi kesehatan pasien yang mengalami perdarahan sebelum dibawa ke RSUD.

“Pasien mengalami perdarahan karena pijat (yang dilakukan dukun beranak) sehingga dikhawatirkan adanya lepas ari-ari sebelum waktunya,” kata Ahmad. Di samping itu, ia mengakui fasilitas di tempatnya saat ini juga masih kekurangan.

Ia menyebutkan ruangan ICU di RSUD Ciereng Subang saat ini hanya berjumlah delapan tempat tidur. Selain itu, terdapat ICU khusus untuk penderita Covid-19 berjumlah enam tempat tidur.

Namun, pasien kali ini tidak bisa ditangani di ICU khusus Covid-19 karena ada perbedaan fasilitas dengan ICU biasa. Ahmad juga mengeluhkan kekurangan Sumber Daya Manusia atau tenaga kesehatan. “Kalau alat kami punya, SDM-nya yang tak ada,” katanya menambahkan.

Dalam konferensi pers itu, seluruh pihak dari pemerintah daerah dan RSUD Subang dihadirkan ke depan para wartawan. Namun, mereka tidak menghadirkan pihak keluarga pasien meskipun sebenarnya mereka terlihat berada di lokasi sebelum acara dimulai. ***

 
 
 
 

Editor: Nuryani

Tags

Terkini

Terpopuler