Wabah Flu Burung Ganas Sudah Diprediksi Bakal Muncul Lagi

- 1 Maret 2023, 22:51 WIB
SEORANG warga memperlihatkan kandang unggas di Cimahi, Rabu 1 Maret 2023.  Ungas yang mati dipastikan sudah dimusnahkan.
SEORANG warga memperlihatkan kandang unggas di Cimahi, Rabu 1 Maret 2023. Ungas yang mati dipastikan sudah dimusnahkan. /Ririn NF/

"Indonesia juga perlu bersiap jika akhirnya virus flu burung ini masuk kembali ke Indonesia karena jika sudah masuk maka dipastikan akan menimbulkan kerugian yang sangat besar pada industri perunggasan nasional dan perekonomian nasional," katanya.

Kebutuhan unggas

Sementara itu, Pemprov Jabar memastikan hingga saat ini belum ditemukan kasus flu burung H5N1 varian 2.3.4.4b seperti yang merebak di beberapa negara Eropa, Amerika, dan di Kamboja (Asia). Adapun flu burung yang terdeteksi di Jabar adalah varian H5N1 biasa yang relatif masih belum berbahaya, yakni di Kota Cirebon dan Kota Cimahi.

Konfirmasi flu burung biasa ini hasil dari laboratorium Balai Veteriner Subang yang kemudian dikirimkan ke Kementerian Kesehatan. Meski begitu, diperlukan kewaspadaan baik itu dari jajaran kesehatan hewan, peternak unggas, maupun masyarakat untuk mengantisipasi H5N1 varian terbaru.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat Arifin Soedjayana menuturkan, kewaspadaan dilakukan terutama untuk menghindarkan kerugian ekonomi akibat kematian massal unggas. Ia juga memastikan kebutuhan daging unggas masyarakat cukup, serta penularan virus dari unggas ke manusia (zoonosis).

"Kepada seluruh jajaran kesehatan hewan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berkembangnya penyakit AI ( Avian influenza )," ujar Arifin Soedjayana, belum lama ini.

DKPP Jabar telah melakukan beberapa langkah untuk mencegah flu burung varian baru 2.3.4.4b. Pertama, kata Arifin, meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat dan peternak unggas, agar segera melapor kepada petugas kesehatan hewan terdekat bila menemukan unggas sakit atau mati mendadak.

Langkah kedua, jajaran kesehatan hewan segera merespons laporan masyarakat dengan prinsip'3 Cepat' yakni deteksi cepat, lapor cepat, dan respons cepat, sesuai SOP pengendalian flu burung. Ketiga, meningkatkan pembinaan dan pendampingan peternak untuk menerapkan tindakan biosekuriti guna mencegah masuk kuman penyakit ke peternakan unggas.

"Peternakan unggas komersial skala kecil dan menengah agar menerapkan biosekuriti 3 Zona sebagai model percontohan bisekuriti sederhana, hemat, praktis dan efektif," kata Arifin.

Langkah keempat yaitu pendampingan peternak untuk melakukan 'Vaksinasi AI 3 Tepat' yakni tepat vaksin, tepat program ulangan, dan tepat teknik vaksinasi. Arifin menambahkan, vaksinasi AI pada itik dianjurkan menggunakan vaksin AI Subtipe H5N1 clade 2.3.2. Pada ayam petelur vaksin clade 2.1.3, atau clade 2.3.2, atau vaksin kombinasi clade 2.1.3 dan clade 2.3.2 produksi nasional.

Sanitasi

Menurut Arifin, faktor yang tak kalah penting yakni meningkatkan pembinaan penerapan sanitasi pada sepanjang rantai pemasaran unggas guna memutus rantai penyebaran virus. Ia juga diimbau kepada par apeternak untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti menggunakan masker saat menangani unggas hidup atau mati. Setelahnya mencuci tangan dan kaki dengan air dan sabun.

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini