Butuh Perhatian, Anak Disabilitas Cikalongwetan Terbentur Ekonomi dan Fasilitas

- 22 Februari 2023, 15:59 WIB
Kiki dan ayahnya di Kampung Cinegla, Mekarjaya, Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Senin 20 Februari 2023.
Kiki dan ayahnya di Kampung Cinegla, Mekarjaya, Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Senin 20 Februari 2023. /Bambang Arifianto/"PR"

 

SEJUMLAH anak penyandang disabilitas di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat memiliki harapan dan keinginan untuk menempuh pendidikan di sekolah luar biasa. Persoalannya, keinginannya tersebut terbentur jarak sekolah yang terbilang jauh dan persoalan ekonomi orangtua mereka. Permasalahan mendasar hak pendidikan untuk sejumlah difabel belum terpenuhi di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Taryana, bocah 5 tahun itu hanya duduk terdiam dalam pangkuan ibunya, Siti Nafisah (30) di Kampung Cipadahilir, RT 2 RW 4, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan, KBB, Senin 20 Februari 2023. Keseharian anak kedua pasangan Siti dan Jajang (40) tersebut memang tak lepas dari ibunya.

Taryana merupakan anak difabel. Ia tak bisa berjalan dan berbicara. Untuk makan pun, Taryana mesti dibantu ibunya. "Teu tiasa nanaon, teu walakaya (Tidak bisa apa-apa, tidak berdaya)," kata Siti kepada "PR" di kampungnya tersebut.

Menjadi anak berkebutuhan khusus atau spesial pun membuat Taryana sulit beraktivitas di luar rumah tanpa bantuan orangtuannya. Selain tak memilik kursi roda, keadaan jalan Cipadahilir juga jauh dari ramah bagi penyandang disabilitas. "Kalau hujan jalannya licin," tutur Siti yang mengaku belum memperoleh bantuan dari pemerintah terkait kondisi putranya.

Siti juga pesimistis anaknya bisa bersekolah dengan kondisi itu. Walau begitu, ada keinginan agar sang buah hati bisa tetap menempuh pendidikan. "Ingin sih anak saya nanti bisa bersekolah, tetapi kondisinya seperti ini," ucapnya.

Sekolah untuk penyandang disabilitas sebetulnya ada di wilayah Tagogapu, Ciburuy dan Gunungbentang. Sekolah-sekolah itu merupakan unit layanan pendidikan dari Sekolah Luar Biasa Negeri Bandung Barat.

Permasalahannya, jarak tempat tinggal Taryana menuju sekolah-sekolah itu cukup jauh. Orangtua bocah tersebut juga tak memiliki kendaraan seperti sepeda motor.
Tempat tinggal Taryana yang berupa rumah panggung juga cukup terpencil karena berada di lereng perbukitan dengan kondisi jalan yang tak mulus.Jika menggunakan jasa ojek, ongkosnya menguras kocek orangtua Taryana.

Ongkos ojek Cipadahilir-Tagogapu upamanya, diperkirakan mencapai Rp 50.000 untuk perjalanan pulang pergi. Biaya itu terbilang besar bagi keluarga tersebut.
Suami Siti hanya seorang pekerja bangunan di Kota Bandung yang pulang ke rumah sepekan sekali. Sementara Siti cuma seorang ibu rumah tangga.

Jarak

Kondisi serupa dialami Kiki Aristian, 9 tahun. Bocah laki-laki asal Kampung Cinegla, RT 3 RW 6, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan mengalami kesulitan berjalan. "Ari mapah mah tiasa mung rada jengke, kaku (Berjalan biasa tetapi agak jinjit, kaku)," ucap Rika Hartini (27) ibunda Kiki.

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x