Dulu Gedung Sekolah Raja, Kini Mapolrestabes Bandung

16 Maret 2023, 18:52 WIB
Sekolah guru pribumi tempo dulu yang kini menjadi Markas Polwiltabes Bandung /Woodbury&Page/dokumentasi

 KORAN PR - "Peutas wetan tembong gedong sigrong bangun nu kacida wewegna. Eta nu disebut sakola raja teh, nu kadieunakeun di pake kantor pulisi (hupbiro)." Demikian tulisan wartawan senior Us Tiarsa R dalam bukunya, Basa Bandung Halimunan: Bandung Taun 1950-1960-an. Us menjelaskan sebuah gedung besar yang kokoh serta dikenal sebagai Sekolah Raja di Bandung.

 

 

GEDUNG yang dimaksud dengan sekolah tersebut adalah kweekschool atau sekolah guru. Setelah menjadi sekolah guru, gedung itu menjadi kantor polisi. Kini, gedung tersebut menjadi markas Polrestabes Bandung di Jalan Merdeka. Lalu apa penyebab lembaga pendidikan itu dikenal sebagai Sekolah Raja.

"Nu bisa asup ka eta sakola teh ngan anak jalma jegud, menak turunan raja weh, cek rayat mah. Nelah weh, sakola raja (Yang bisa masuk ke sekolah itu cuma anak dari kalangan orang mampu, menak keturunan raja, kata rakyat seperti itu. Akhirnya dikenal sebagai sekolah raja)," tulis Us.

Nama itu bahkan dilekatkan kepada kebun yang berada di depan sekolah tersebut. Kebun yang sekarang berada di area Kantor Pemerintah Kota Bandung itu dulu disebut sebagai Kebon Raja. "Nelah Kebon Raja teh, bisa jadi, pedah ayana di hareupeuen Sakola Raja (Namanya jadi Kebon Raja, bisa jadi karena lokasi berada di depan Sekolah Raja)."

Lokasi tersebut juga menjadi tempat paniisan atau berteduh. "Niis di Kebon Raja teh matak betah. Ariuh tur lalinduk bari kacida bereresihna deuih (Berteduh di Kebun Raja membuat betah. Teduh serta sangat bersih tempatnya)." kata Us.

Keberadaan sekolah guru itu juga muncul dalam sejumlah foto koleksi KITLV. Salah satunya menampilkan bentuk bangunan pada 1920 yang tetap sama seperti saat ini kala telah menjadi kantor polisi. "De Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers te Bandoeng atau sekolah guru pribumi di Bandung." Demikian keterangan tertulis foto tersebut.

Foto lebih tua bertarikh 1866 juga muncul dalam koleksi KITLV hasil jepretan Woodbury & Page. Keterangan fotonya berbunyi, kweekschool voor inheemsche onderwijzers atau sekolah yang mendidik guru-guru pribumi. Foto itu menunjukkan kehadiran sekolah sudah ada sejak 1886.

Sejarah

Lalu bagaimana sejarah sekolah itu? Tulisan dalam koran berbahasa Sunda, Sipatahoenan pada Sabtu 24 Mei 1941 dengan judul, Resepsi pesta Djoebiloem Kweekschool 75 taoen bisa menjadi petunjuk. Istilah Sekola Raja yang dilekatkan kepada Kweekschool juga muncul dalam tulisan peringatan ulang tahun sekolah itu.

"Peuting tadi dimimitianana pesta Djoebiloem Kweekschool, ajeuna HIK sarta kamashoerkeunana di kalangan bangsa Soenda mah Sakola Radja (Tadi malam dimulai pesta Jubilum Kweekschool, sekarang HIK yang termasyur di kalangan orang Sunda dengan nama Sekolah Raja)," tulis Sipatahoenan.

Peringatan hari jadi berlangsung di gedung sekolah tersebut di Schoolweg 2. Apabila menilik peringatan hari jadi ke-75 tahun dalam momen tersebut, artinya sekolah itu berdiri pada 1866. Tulisan Sipatahoenan juga menyebut dua sosok yang berjasa dalam pendirian sekolah guru tersebut, yakni Tuan Holle dan RH Moehamad Moesa.

Moesa merupakan sastrawan Sunda yang pernah menjabat penghulu di Garut. Sementara Tuan Holle bernama lengkap Karel Frederik Holle, pengusaha perkebunan di Cikajang, Garut.
Moesa dan Holle bersahabat dan sama-sama tertarik dalam pengembangan pendidikan. Peringatan hari jadi ke-60 Kweekschool juga pernah diberitakan Sipatahoenan, Selasa 5 Oktober 1926.

Peringatan tersebut diikuti alumni Sekolah Raja dengan jumlah 500 orang.
Tamu-tamu yang datang pun berasal para pejabat di Bandung, seperti Resident Priangan, Burgemeester Bandung, Dalem Bandung. "Direktoer sakola Radja njaritakeun babadna sakola Radja ti mimiti diadegkeun koe pangreka dajana T. Holle djeung Pangoeloe Moehammad Moesa dina tahun 1886," tulis Sipatahoenan.

Dalam acara itu, diceritakan pula dongeng Dalem Martanagara atau Bupati Bandung Martanagara yang telah berpulang terkait pendirian Sekolah Raja.
"Aja hidji Dalem ti Banten miwarang nadamel sapatoe ditaretes koe inten pikeun ngaloeoehan moekana sakola Radja di Bd (Ada satu dalem dari Banten yang menyuruh membuat sepatu yang ditaburi intan untuk untuk menghadiri pembukaan Sekolah Raja di Bandung)."

Beberapa alumni sekolah tersebut pun turut hadir dan memberikan apresiasi atas hari jadi Sekolah Raja. Salah satunya adalah Ahmad Atmadja dari Tasikmalaya. Ahmad bahkan mengajak membuat monumen sebagai peringatan berdiri sekolah itu.
Apresiasi juga dilontarkan alumni lain, Roemsari, guru sekolah perempuan van Deventerschool Bandung. Ia mengucapkan terima kasih karena telah diterima sebagai salah satu murid perempuan paling awal yang menerima pelajaran di Sekolah Raja. ***

Editor: Suhirlan Andriyanto

Tags

Terkini

Terpopuler