Tren Hijab 2023: Kreativitas di Atas Sehelai Kain

- 14 Februari 2023, 18:53 WIB
Model menampilkan kerudung dalam fashion show bertajuk ”Kisera Colorful Night” di The Trans Convention Centre, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Sabtu (11/2/2023) malam.*
Model menampilkan kerudung dalam fashion show bertajuk ”Kisera Colorful Night” di The Trans Convention Centre, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Sabtu (11/2/2023) malam.* /Deni Armansyah/Kontributor

LAYAKNYA fashion, tren hijab di kalangan Muslimah terus berganti. Jika pada tahun-tahun lalu tren hijab mengarah ke berbagai motif abstrak dengan warna cerah, pada tahun ini, tren clean hijab yang polos atau ilustrasi yang easy on eyes akan semakin mengemuka.

Hal tersebut terlihat dalam fashion show bertajuk Kisera Colorful Night di The Trans Convention Centre, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Sabtu (11/2/2023) malam. Ratusan hijab yang dikenakan para model memperlihatkan rentetan tren yang sedang menggaung di dunia fashion hingga yang sama sekali baru dan diprediksi akan menjadi tren.

Garis merahnya adalah kreativitas dan inovasi yang digoreskan di setiap helai kain yang digunakan. ”Menabung” desain sekitar satu tahun, hampir semua kerudung didesain secara hand-drawing, untuk kemudian di-print di kedua sisinya untuk bisa dikenakan dalam empat tampilan.

Fashion show terbagi menjadi empat sesi. Dua sesi pertama memamerkan dua seri koleksi sebelumnya, yakni Omaira dan Noura, dengan berbagai pengembangan warna dan desain baru. Hingga usianya yang ke lima tahun saat ini, Kisera --yang dikenal sebagai 4 in 1 scarf-- memiliki lebih dari 4.000 koleksi warna dan telah memecahkan dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Sementara itu, sesi ketiga, yang bertajuk Raiya menunjukkan puluhan koleksi yang terinspirasi dari sepuluh kota di Indonesia. Ada Kota Bandung, Garut, Padang, Aceh, Makassar, Pontianak, Jakarta, Solo, Medan, dan Surabaya.

Untuk Kota Bandung, misalnya, helai pertama menampilkan sketsa tangan berupa landmark jembatan Pasupati dan Gedung Sate. Di helai yang lain, terdapat motif kain daerah yang khas dengan Bandung. Hal yang sama juga dilakukan pada koleksi lain yang terinspirasi dari kota yang berbeda.

“Ke depan, akan ada kota-kota lain di Indonesia karena ada 514 kota/kabupaten di Indonesia. Selain warna-warna yang sangat beragam, kreativitas dan inovasi yang ada di atas hijab juga sangat penting,” ujar Founder sekaligus Head Designer Kisera, Ardhina Dwiyanti, di sela-sela fashion show.

Inovasi dan kreativitas itu juga terlihat pada koleksi terbaru yang diperlihatkan dalam fashion show bertema Qiana. Koleksi ini terinspirasi dari empat seniman ternama di dunia, yakni Andy Warhol, Vincent van Gogh, Claude Monet, dan Pablo Picasso.

”Kami menggunakan ciri khas yang terinspirasi dari keempat seniman dunia. Misalnya, kami mengambil ciri khas bunga dan warna-warna alami dari Monet atau pop art dari Warhol,” kata Ardhina.

Sementara itu, dari seniman Andy Warhol yang dikenal dengan desain yang berani dan warna-warna yang mencolok, Ardhina mengadaptasi semangat percaya diri yang dipancarkan dalam bentuk desain yang eksentrik. Warna-warna yang digunakan juga menggunakan palet warna yang terang sehingga membuat orang yang mengenakan tampil lebih enerjik.

“Untuk Picasso juga, kami mengambil ciri khas, antara lain mengenai biru-nya. Semua karakter khas dari para seniman dunia itu kami adaptasi, lalu didesain sesuai dengan ciri khas kami,” tutur Ardhina.

Ciptakan tren

Fashion show ini dihadiri lebih dari 350 tamu undangan dari dalam dan luar Kota Bandung. Selain fashion show, acara ini juga menghadirkan acara bazar dan eksibisi dari 100 desain baru serta awarding reseller sebagai apresiasi terhadap ujung tombak penjualan. Fashion show tahunan ini sempat terhenti karena pandemi dan kembali diadakan tahun ini.

Disebutkan Ardhina, dibandingkan mengikuti tren, hijab yang didesain oleh dirinya dan tim lebih ke arah menciptakan tren. Mereka mengakomodasi seluruh kebutuhan warna yang diperlukan, lalu mencetaknya di atas sehelai kain sehingga bisa digunakan dalam keempat sisinya.

Di Indonesia bahkan dunia, kata Ardhina, belum ada produsen hijab yang mampu melakukan hal tersebut. Itu disebabkan tingkat kesulitan dalam proses sublim printing yang tinggi. Apalagi, tidak semua material hijab bisa dicetak bolak-balik dan menghasilkan warna presisi yang diinginkan.

Dalam fashion show pun, Ardhina memperkenalkan konsep baru. Jika pada umumnya fashion show dilakukan dengan para model yang berjalan di atas catwalk, pada fashion show yang digelar malam itu, model berjalan atraktif di atas treadmill yang tersebar di sekeliling venue.

Disebutkan Ardhina, acara yang dipersiapkan selama kurang lebih enam bulan ini diharapkan bisa membawa suasana baru dalam dunia fashion, terutama kerudung atau hijab yang selama ini dianggap sebagai aksesoris busana Muslim.

Ketua Dekranasda Jawa Barat Atalia Praratya, yang turut hadir untuk membuka acara, menyebutkan bahwa saat ini, tren busana Muslim dan hijab sudah berkembang pesat. Banyak pula desainer lokal yang berhasil menembus pasar dunia.

”Begitu pun dengan hijab lokal ini yang sudah berkembang luar biasa seperti sekarang. Semoga bisa menjadi inspirasi, terutama bagi UMKM, agar bisa saling menyemangati dan mendorong agar bisa berjuang bersama-sama,” kata Atalia.***

Editor: Hazmirullah


Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x