Panen Raya, Presiden Minta Bulog Serap Gabah Petani Sebanyak-banyaknya

- 12 Maret 2023, 21:33 WIB
Presiden Jokowi dan Seskab Pamono Anung beserta sejumlah pejabat lainnya meninjau Sentra Penggilingan Padi Bulo di Sragen, Sabtu (11/03/2023).
Presiden Jokowi dan Seskab Pamono Anung beserta sejumlah pejabat lainnya meninjau Sentra Penggilingan Padi Bulo di Sragen, Sabtu (11/03/2023). /Humas Setkab/Agung

KORAN PR - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada Perum Bulog untuk menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya terutama di masa panen raya saat ini. Pada tahun 2023 ini, Presiden menargetkan Bulog untuk dapat menyerap 2,4 juta ton gabah petani.

“Tahun ini saya perintahkan kepada Bulog untuk siap dengan angka 2,4 juta ton sehingga akan membawa stabilitas harga kita lebih baik,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Minggu 12 Maret 2023. Hal tersebut disampaikan Presiden usai meninjau sekaligus meresmikan Sentra Penggilingan Padi Bulog di Kecamatan Masaran, Sragen, Sabtu (11/03/2023).

Presiden menambahkan, pemerintah tengah merumuskan kembali harga pokok pemerintah (HPP) untuk gabah sehingga tetap memberikan keuntungan bagi para petani. Presiden pun meminta Bulog untuk membeli gabah kering panen (GKP) dengan harga tersebut.

“Kita ingin agar harga di petani itu wajar, kemudian harga di pedagang itu juga wajar, dapat untung semuanya, dan harga konsumen harga di masyarakat juga pada posisi yang wajar. Menjaga keseimbangan inilah yang tidak gampang,” ujarnya.

Presiden juga meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjaga keseimbangan harga gabah disaat petani serentak menggelar panen raya nusantara. Langkah ini penting dilakukan agar Bulog mampu menyerap gabah kering panen (GKP) secara jelas dan wajar.

"Yang paling penting jangan sampai jatuh di bawah biaya cost produksi yang telah dikeluarkan oleh para petani. Panen raya kalau tidak dijaga harganya jatuh baik gabahnya maupun berasnya. Jadi harga gabah harus segera ditentukan jangan sampai harganya jatuh. Nanti akan diumumkan oleh Badan Pangan (Bapanas) sehingga pembelian Bulog menjadi jelas," ujar Presiden saat panen raya padi di Ngawi, Minggu 12 Maret 2023.

Menurut Jokowi, penentuan harga gabah memang sulit dilakukan mengingat harus menghitung dulu jumlah untung dan rugi dari hasil produksi. Jangan sampai petani, pedagang maupun masyarakat rugi akibat harga di petani rendah, namun pembelian di masyarakat tinggi.

"Memang yang sulit itu pemerintah menyeimbangkan harga di petani wajar. Artinya petani dapat keuntungan harga, di dagang wajar artinya pedagang juga dapat keuntungan harga dan di konsumen atau masyarakat seperti itu juga. Ini tidak gampang," katanya.

Sebagaimana diketahui, produksi padi nasional tahun 2022 mencapai 54,75 juta ton GKG atau mengalami kenaikan sebanyak 334.000 ton atau 0,61 persen apabila dibandingkan produksi 2021 yang hanya 54,42 juta ton GKG. Sedangkan luas panen pada 2022 mencapai 10,45 juta hektar, mengalami kenaikan sebanyak 41.000 hektar atau naik 0,39 persen apabila dibandingkan dengan luas panen 2021 sebesar 10,41 juta hektar.

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti

Sumber: Rilis


Tags

Terkini