Pertumbuhan 2023 Melamban, Inflasi di Negara Maju Tunjukkan Tren Penurunan

- 10 Maret 2023, 19:46 WIB
Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono.
Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono. /Satrio Widianto

KORAN PR – Di tahun 2022 lalu, tren inflasi yang tinggi di berbagai negara, menjadi penyebab bank-bank sentral global menaikkan suku bunga acuan. Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang cukup cepat disertai oleh disrupsi rantai pasok dan krisis energi akibat konflik geopolitik, menjadi penyebab inflasi mengalami kenaikan cukup tinggi di berbagai negara pada tahun 2022 lalu.

“Akan tetapi, secara gradual inflasi kini telah mengalami penurunan. Inflasi AS yang dulu sempat menyentuh level 9 persen, kini mulai menurun ke level 6,4 persen. Demikian pula inflasi di Kawasan Euro yang sempat menyentuh double-digit kini juga mulai mengalami penurunan,” kata Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono, saat membuka diskusi pada LPS-Forwada Discussion Series dengan tema Momentum Pertumbuhan Ekonomi di Tahun Penuh Tantangan di Jakarta, Kamis 9 Maret 2023.

Meskipun inflasi telah mengalami penurunan, kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral global masih belum berakhir. The Fed masih terus melanjutkan kenaikan suku bunga acuan dengan suku bunga acuan terakhir berada di level 4,75 persen.

“Stance Gubernur The Fed masih cukup hawkish dan diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga untuk menurunkan inflasi. Demikian pula dengan European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) yang juga diperkirakan masih melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga,” kata Didik.

Lebih lanjut dia jelaskan bahwa di tahun 2023, ekonomi global diperkirakan akan melambat meskipun tidak separah yang diperkirakan sebelumnya. Bahkan, kita sebenarnya bisa melihat bahwa ekonomi global di tahun 2023 ini masih akan tumbuh positif berdasarkan prediksi berbagai lembaga internasional.

Menurut Didik, secara tren, aktivitas ekonomi global memang diperkirakan akan mengalami perlambatan apabila dibandingkan tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 sesuai laporan IMF diperkirakan sebesar 3,4 persen. Di tahun 2023 ini, ekonomi global diprediksi akan mengalami pelemahan dengan tumbuh pada kisaran 1,7 persen sampai dengan 2,9 persen.

Pelemahan ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara besar yang mengalami perlambatan. “Sebagai contoh, ekonomi Amerika Serikat pada 2022 mampu tumbuh 2,1 persen, namun sesuai prediksi berbagai lembaga internasional, di tahun 2023 hanya akan tumbuh pada kisaran 0,5 persen sampai dengan 1,4 persen. Begitu pula dengan beberapa negara di Kawasan Eropa, China, dan Jepang,” tuturnya.

Melihat berbagai ketidakpastian yang masih tinggi di tingkat global, satu kabar baiknya, ekonomi Indonesia cukup resilien dalam menghadapi berbagai ketidakpastian tersebut.

Menurut Didik, kita dapat melihat bahwa tahun 2022 yang lalu, ekonomi kita mampu tumbuh 5,31 persen. “Pencapaian ini merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara anggota G20. Di tahun 2023 ini, momentum pemulihan ekonomi kita diperkirakan juga masih akan berlanjut. Berbagai lembaga internasional masih memperkirakan ekonomi kita akan tumbuh mendekati 5 persen,” katanya.

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini

x