Konsumsi Domestik dan Investasi Jadi Kunci Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi

- 10 Maret 2023, 06:36 WIB
Diskusi  LPS-Forwada bertema "Momentum Pertumbuhan Ekonomi di Tahun Penuh Tantangan", di Jakarta 9 Maret 2023.***
Diskusi LPS-Forwada bertema "Momentum Pertumbuhan Ekonomi di Tahun Penuh Tantangan", di Jakarta 9 Maret 2023.*** /Satrio Widianto

KORAN PR – Momentum perekonomian Indonesia saat ini mulai membaik. Namun, guna menjaganya, perlu sinergi semua pihak terutama dalam menjaga dan meningkatkan konsumsi domestik yang menjadi pemacu utama.

Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saherudin mengungkapkan, dari lima faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, komponen yang paling besar prosentasinya adalah konsumsi domestik.

Upaya menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di tahun penuh tantangan ini adalah dengan meningkatkan konsumsi masyarakat. “Artinya, kita bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi jika konsumsinya cukup,” ujar Herman dalam diskusi LPS-Forwada bertema "Momentum Pertumbuhan Ekonomi di Tahun Penuh Tantangan", yang diadakan secara hybrid, di Jakarta, Kamis, 9 Maret 2023

Herman mengatakan, saat ini konsumsi masyarakat pasca PPKM sudah pulih, tanpa melihat grafik, hal tersebut secara kasat mata bisa dilihat dari keseharian masyarakat dimana saat ini pendemi bisa dikatakan sudah jadi endemi, meski belum ada pengumuman resmi WHO.

“Aktivitas ekonomi sudah pulih, mall, bioskop, traveling, artinya konsumsi masyarakat telah pulih. Simpanan masyarakat perseorangan growthnya sudah mulai ternomalisasi, dimana porsi konsumsi dan porsi simpanan/tabungan masyaakat itu balance,” jelas Herman.

Dia menyebut selain konsumsi domestik yang menyumbang 50 persen dari pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh dunia usaha. Dunia usaha harus didorong untuk meningkatkan investasi mereka.

Mengutip pernyataan Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa, struktur perekonomian Indonesia memungkinkan Indonesia menyelamatkan dirinya sendiri. Karenanya, bagi dunia usaha, jika memang struktur fundamental perekonomian Indonesia kuat, maka seharusnya dunia usaha tidak perlu ragu-ragu lagi untuk terus mendorong investasinya kedepan.

“Karena, pada saat orang sudah mulai konsumsi, uangnya kan masuk di dunia usaha. Nah, jika mereka kemudian investasi lagi misalnya dalam bentuk hp baru, iphone baru kan meningkatkan lapangan kerja, maka konsumsi akan meningkat lagi, ini multiplayer-nya meningkat, ini yang perlu kita dorong,” ungkapnya.

Hanya saja, dunia usaha saat ini masih bersikap hati-hati terkait dengan kondisi global. Herman menjelaskan, meski tidak separah yang diperkirakan, perekonomian global dengan berbagai masalah seperti perang Rusia-Ukraina tetap harus diwaspadai.

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini

x