BPS Ingatkan Cuaca Ekstrem Bisa Ancam Panen Raya

- 1 Maret 2023, 19:39 WIB
Petani memanen padi di lahan sawahnya di Kabupaten Majalengka akhir bulan lalu.*
Petani memanen padi di lahan sawahnya di Kabupaten Majalengka akhir bulan lalu.* /TATI PURNAWATI

KORAN PR - Badan Pusat Statistik menyebut, musim panen raya yang jatuh pada Februari hingga Maret 2023 terancam gagal akibat cuaca buruk di sebagian besar wilayah Indonesia. Diperkirakan curah hujan tinggi akan melampaui 50 mm per hari.

"Pada minggu-minggu terakhir Februari 2023, kita memasuki masa panen dan akan berlangsung hingga Maret ini. Tetapi pada saat yang sama, curah hujan masih tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia. Pengalaman menunjukkan cuaca ekstrem tentu dapat mempengaruhi atau berpengaruh terhadap periode panen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini saat jumpa pers, di Jakarta, Rabu 1 Maret 2023.

Pudji merinci, beberapa sawah di Indonesia yang terendam banjir akibat cuaca ekstrem belakangan ini, antara lain di Mojokerto, Bekasi, Enrekang, Bontang, hingga Sumbawa.

BPS juga mencatat harga beras eceran naik 2,63 persen secara month to month (mtm) atau 10,41 persen secara year over year (yoy) pada Februari 2023. Kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di tingkat eceran, melainkan juga di level grosir dan penggilingan.

"Harga beras grosir pada Februari 2023 meningkat sebesar 2,94 persen secara mtm dan 14,50 secara yoy," ujar Pudji.

Sementara itu, kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan mencapai 4,30 persen secara bulanan dan meroket 20,06 persen secara tahunan.

Harga gabah di tingkat petani juga meningkat pada Februari 2023. Harga gabah kering panen (GKP) menurun 2,16 persen secara bulanan dan naik 17,78 persen secara tahunan. Adapun harga gabah kering giling (GKG) menurun 0,99 persen secara bulanan dan naik 18,12 persen secara tahunan.

BPS mencatat inflasi Februari sebesar 5,47 persen yoy. Sedangkan inflasi bulanan terealisasi sebesar 0,16 persen. Penyumbang inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 13,59 persen dengan andil 1,63 persen.

Di urutan kedua makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang inflasi sebesar 7,23 persen dengan andil 1,87 persen.

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini

x