Usaha Daur Ulang Barang Janjikan Manfaat Ekonomi yang Besar

- 20 Februari 2023, 06:41 WIB
FOUNDER sekaligus CEO New Hun M Saeful Rizki memotong rantai jam tangan dari cetakan di bengkel produksi, Jalan Sabang, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Kamis (21/7/2022). Daur ulang benda tak terpakai secara recycle maupun upcycle mendatangkan manfaat ekonomi.*
FOUNDER sekaligus CEO New Hun M Saeful Rizki memotong rantai jam tangan dari cetakan di bengkel produksi, Jalan Sabang, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Kamis (21/7/2022). Daur ulang benda tak terpakai secara recycle maupun upcycle mendatangkan manfaat ekonomi.* /Satira Yudatama/SATIRA YUDATAMA

KORAN PR - Daur ulang barang tak terpakai secara recycle maupun upcycle mendatangkan manfaat ekonomi.

Sejumlah warga maupun pelaku usaha, seperti pentolan TPS 3R Saling Asih II sekaligus Ketua RW 12 Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Djaya, CEO Pala Nusantara Ilham Pinastiko, dan Founder New Hun Mochamad Saeful Rizki mempraktikkan hal itu.

Pala Nusantara merupakan merek jam tangan lokal Kota Bandung. New Hun, jenama dari usaha pengolahan sampah plastik di Kota Bandung. Sementara itu, TPS 3R Saling Asih merupakan fasilitas berbasis gerakan warga yang memproduksi media bakteri, kompos, pupuk organik cair.

Ilham Pinastiko menyampaikan, terdapat produk dengan material upcycle limbah, seperti puntung, ampas kopi. "Kami melakukan terobosan dengan memproduksi jam tangan yang materialnya turut memuat puntung, ampas kopi, bioresin," ucap Ilham.

Produknya, ucap Ilham, terdiri atas berbagai material. Ilham mengatakan, kesadaran akan isu lingkungan menjadi bagian misinya. Sesuai semangat ramah lingkungan, pihaknya membuat produk yang bisa didaur ulang. Pihaknya pun sangat memerhatikan kekuatan daya tahan guna memperpanjang life cycle produknya.

TPS 3R

Aktivitas daur ulang berbasis gerakan masyarakat juga dapat mendatangkan penghasilan, seperti di TPS 3R Maleer. Djaya memaparkan, pihaknya memproduksi media bakteri, kompos, pupuk organik cair dari hasil pengolahan sampah semenjak TPS 3R beroperasi pada akhir 2019.

Media bakteri yang menjadi penunjang IPAL terpadu hasil produksi TPS 3R Saling Asih II laku dengan harga Rp 1,25 juta per kubik. Semenjak mulai beroperasi, tidak kurang 300 kubik media bakteri yang terbuat dari botol plastik air mineral itu terjual.

"Ada saja yang beli. Biasanya, pesanan agak banyak setiap periode Oktober-Desember. Kementerian PUPR merupakan salah satu pelanggan, terbilang sering memesan saat ada pembangunan IPAL komunal. Terkini, pembangunan IPAL komunal di Pangalengan, Kabupaten Bandung,," tutur Djaya.

Dia menceritakan, produksi media bakteri dengan fungsi menjernihkan air tersebut bermula saat warga hendak membangun IPAL komunal. Pihaknya membeli media bakteri dari penjual dengan harga Rp 1,75 juta per kubik, tapi gagal berfungsi baik.

Media bakteri itu dibongkar. Setelah melihat isi media bakteri, Djaya beserta sejumlah warga RW 12 Maleer berpandangan mampu membuat produk tersebut, tentu dengan memanfaatkan sampah anorganik-botol plastik- hasil penjemputan ke tiap-tiap rumah warga.

Kompos menjadi komoditas lain hasil pengolahan sampah TPS yang berada di area lahan milik Pemkot Bandung tersebut. Kompos laku terjual Rp 2 ribu per kilogram. Secara kumulatif, tidak kurang dari 30 ton terjual.

Ada komoditas lain dari TPS 3R Saling Asih II, yakni jenis lain sampah anorganik- di antaranya logam, kardus-, maggot, lele. Harga jual berbagai komoditas itu, kata Djaya, tidak berlaku bagi warga setempat. Pihaknya menggratiskan berbagai komoditas itu.

Selain aspek ekonomi, kelangsungan pemilahan beserta pengolahan sampah mendatangkan manfaat sosial. Salah satunya tak ada lagi warga yang membuang sampah di sembarang tempat.

Sampah plastik

Sementara itu, New Hun menghasilkan sejumlah produk, di antaranya, tatakan gelas, jam meja, jam dinding, jam tangan, kursi, meja belajar, medali. Tentu, sampah plastik menjadi bahan baku ragam produk tersebut.

Mochamad Saeful Rizki yang akrab dengan sapaan Sae mengatakan, rata-rata omzet per bulan jenama itu mencapai Rp 20 juta per bulan. Sepanjang beroperasi sekitar 2,5 taun, aktivitas usaha itu dapat menyerap sekitar tiga ton sampah plastik dari donasi berbagai pihak.

Secara angka, volume sampah plastik yang terserap New Hun memang masih sangat kecil daripada tolal timbulan. Kendati demikian, paling tidak, kelangsungan usaha itu mengurangi sampah plastik yang menumpuk di TPA maupun lingkungan, termasuk laut. ***

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini