Kerja Sama Promosi Perdagangan, Kemendag Tandatangani MoU dengan Pemerintah Swiss

19 Maret 2023, 20:15 WIB
/ISTIMEWA/

KORAN PR – KEMENTERIAN Perdagangan berkomitmen mendorong ekspor produk Indonesia bernilai tambah ke pasar Eropa. Salah satunya melalui penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding; MoU) dengan Pemerintah Swiss untuk kerja sama promosi perdagangan. Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan oleh Direktur Jenderal PEN, Didi Sumedi dengan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Jumat 17 Maret 2023.

 

“MoU dengan Pemerintah Swiss merupakan komitmen Kemendag untuk menjadi kementerian yang memimpin (lead institution) dalam mendorong ekspor produk Indonesia bernilai tambah ke pasar Eropa. Cakupan kerja sama meliputi peningkatan kapasitas, pelatihan, dan transfer pengetahuan kepada personel Ditjen PEN Kemendag yang dapat memperkuat Ditjen PEN dalam memberikan layanan informasi promosi ekspor kepada pelaku usaha dan memastikan aspek keberlanjutan, serta digitalisasi dalam pelaksanaannya,” ujar Didi.

Didi menjelaskan, kerja sama Kementerian Perdagangan dengan Pemerintah Swiss ini menjadi langkah nyata implementasi perjanjian ekonomi dan perdagangan komprehensif antara Indonesia dengan negara European Free Trade Area atau Indonesia-EFTA CEPA yang telah berlaku penuh sejak November 2021. “Untuk itu, kedua negara ingin memperkuat kesepakatan yang dapat turut berkontribusi dalam peningkatan nilai perdagangan,” tuturnya.

Dalam pelaksanaan MoU, lanjut Didi, Pemerintah Swiss memberikan amanat kepada Swiss Import Promotion Program (SIPPO) sebagai implementing agency, dengan melibatkan multipemangku kepentingan (multistakeholder), seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dewan Atsiri Indonesia, Aliansi Organis Indonesia, serta asosiasi pelaku usaha terkait.

Sektor produk ekspor utama yang dipilih serta lead institution dalam pelaksanaan proyek kerja sama adalah Kementerian Perdagangan untuk produk kayu olahan/kayu pemrosesan teknis (technical wood), Kementerian Koperasi dan UKM untuk produk bahan alami (natural ingredients), Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk produk kelautan bernilai tambah, serta Dewan Atsiri Indonesia untuk minyak esensial.

“Produk-produk tersebut merupakan ekspor unggulan Indonesia yang sangat dibutuhkan di pasar Swiss dan negara Eropa lainnya. Untuk itu, program ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan suplai produk bagi konsumen Swiss. Kami berharap, Indonesia dan Swiss dapat menjadi mitra strategis yang saling melengkapi kebutuhan, baik barang dan jasa,” ujar Didi.

Meningkatkan Nilai Perdagangan

Dubes Swiss Zehnder menyampaikan, kesepakatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan total nilai perdagangan kedua negara, tetapi juga memperkuat kemitraan strategis yang saling menguntungkan. Hal utama yang harus dilakukan adalah transparansi dalam kebijakan perdagangan untuk kemudahan akses pasar bagi keberlanjutan rantai pasok.  

Didi menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan, sejak implementasi Indonesia-EFTA (European Free Trade Association) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada November 2021, total perdagangan Indonesia dan Swiss pada 2022 tercatat sebesar 2,75 miliar dolar AS, meningkat 38% dibandingkan dengan tahun 2021. Total ekspor nonmigas Indonesia ke Swiss pada periode tersebut tercatat sebesar 1,88 miliar dolar AS atau meningkat 43% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, impor Indonesia dari Swiss tahun 2022 mencapai 868,6 juta dolar AS atau meningkat 28% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Kemendag akan menggandeng para pemangku kepentingan, pihak swasta, dan pelaku usaha siap ekspor lainnya untuk dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan MoU ini. Ke depannya, semua pihak yang berpartisipasi diharapkan dapat turut berperan dalam optimalisasi pemanfaatan hasil perjanjian perdagangan Indonesia-EFTA CEPA,” ucap Didi.

Berdasarkan catatan statistik tahun 2022, ekspor produk kayu olahan dan furnitur mencapai 1,4 juta dolar AS atau meningkat lebih dari 100% dibandingkan dengan tahun 2021, produk bahan-bahan alami (natural ingredients) dan minyak esensial (essential oils) tercatat senilai 6,6 juta dolar AS atau meningkat 67% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, serta produk perikanan senilai 755.000 dolar AS atau naik 27% dibandingkan dengan 2021.***

Editor: Hazmirullah

Sumber: Rilis

Tags

Terkini

Terpopuler