Ridwan Kamil Bilang Pembebasan Tol Getaci Sudah Sampai Garut, Pembayaran Lahan Direncanakan Maret 2023

23 Februari 2023, 05:45 WIB
Ilustrasi pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci).* /ARMIN ABDUL JABBAR /ARMIN ABDUL JABBAR

KORAN PR - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan pembebasan lahan untuk pembangunan jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) sudah sampai Kabupaten Garut. Hanya saja, sejauh ini Pemerintah Kabupaten Garut belum mengetahui secara pasti progres dari pembangunan tol tersebut.

Sekretaris Daerah Garut, Nurdin Yana, menyebutkan Pemkab Garut secara struktural tidak terlibat langsung dalam proyek tersebut, termasuk dalam hal pembebasan lahan.

Oleh karenanya, pihaknya juga tidak mengetahui secara pasti berapa luas lahan di wilayah Garut yang terkena proyek tersebut. Begitu pula dengan jumlah nilai penggantian yang akan didapatkan masyarakat pemilik lahan. Hanya saja, dari informasi terakhir yang diterimanya, harmonisasi dan sosialisasi dengan pemilik lahan sudah dilakukan.

"Hanya, informasinya, awal Maret 2023, proses pembayaran terhadap pemilik lahan yang terkena proyek ini akan mulai dilaksanakan," kata Nurdin Yana saat dikonfirmasi Rabu 22 Februari 2023.

Pembayaran, lanjut Nurdin Yana, baru akan dilaksanakan untuk pemilik lahan sampai wilayah Karangsari, Banyuresmi yang dinyatakan masuk fase satu pembangunan jalan tol. Dikatakan Nurdin Yana, rencananya pihaknya baru akan berkoordinasi dengan BPN untuk menanyakan berapa luas lahan seluruhnya di wilayah Garut yang terkena proyek pembangunan tol tersebut.

Plus minus

Nurdin Yana menilai, dengan dilakukannya pembangunan Tol Getaci, Kabupaten Garut tentu akan mendapatkan dampak poistif. Salah satunya kian mudahnya akses keluar produk-produk Garut untuk konsumsi nasional. Selain mempercepat dan mempermudah, dengan adanya jalan tol juga bisa menekan biaya transportasi.

"Apalagi Garut ini kan diberi dua akses exit tol yakni di kawasan Karangsari Banyuresmi dan di kawasan Cimaragas Cilawu. Ini merupakan sebuah keuntungan meskipun yang terealisasi saat ini baru exit tol yang di Karangsari," katanya.

Namun di sisi lain, Nurdin Yana juga mengungkapkan adanya dampak negatif bagi Garut dengan adanya jalan tol ini. Keberadaan jalan tol ini akan menurunkan perekonomian bagi para pelaku usaha yang selama ini berada di jalur jalan provinsi dan jalan kabupaten, bahkan jalan desa yang selama ini menjadi perlintasan kendaraan.

Dengan adanya jalan tol, tutur Nurdin Yana, kendaraan dari wilayah Jabodetabek, Bandung, dan sekitarnya yang akan ke Tasik, Pangandaran, hingga daerah Jawa, tentu tidak akan lagi melintasi jalan tersebut. Padahal selama ini di sepanjang jalur tersebut begitu banyak pelaku usaha seperti pedagang oleh-oleh, rumah makan, serta pelaku usaha sektor lainnya yang menggantungkan hidup mereka.

Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya sudah mengusulkan agar pinggir tol yang masuk wilayah Garut dibangun sebuah rest area. Di tempat inilah para pelaku usaha yang terdampak nantinya akan ditempatkan.

"Kalau dimungkinkan kami ingin negosiasi agar dibangun minimal satu buah rest area di wilayah kita supaya produk kita bisa dipasarkan di sana. Namun kebijakan nasionalnya tidak memungkinkan untuk membuka rest area di wilayah kita sehingga kita tidak bisa berbuat banyak", ujar Nurdin Yana.

Sebelumnya, Ridwan Kamil (Emil) mengatakan jika pembebasan lahan untuk tol Getaci sudah mulai dilakukan di wilayah Garut. Menurut Emil, setelah pembebasan lahan tahap satu di wilayah Kabupaten Garut ini selesai, maka pembebasan lahan akan dilanjutkan ke wilayah Tasikmalaya.

Emil memastikan ada kemauan politik untuk melanjutkan pembangunan jalan tol tersebut. Hal ini terbukti dengan sudah adanya pembebasan lahan di Garut.

Oleh karena itu, Emil meminta masyarakat untuk bersabar, karena dalam hitungan satu atau dua tahun ke depan, diproyeksikan jalan tol akan tembus ke Kota Tasikmalaya. Menurut Emil, keberadaan tol di Tasikmalaya akan memberikan dampak yang positif bagi pembangunan daerah, seperti halnya Kota Tasikmalaya karena akan ada banyak akses orang yang akhirnya perekonomian berkembang. ***

Editor: Kismi Dwi Astuti

Tags

Terkini

Terpopuler