Sukriadi Darma: ”Jangan Mengurus Kehidupan Orang Lain”

- 18 Maret 2023, 05:02 WIB
SUKRIADI Darma, Kepala BBPOM Bandung
SUKRIADI Darma, Kepala BBPOM Bandung /DENI ARMANSYAH/KONTRIBUTOR "PR"

Selama kuliah, bagaimana dinamikanya?
Saya aktif di organisasi mahasiswa. Saya kebetulan menjadi ketua senat pertama dalam tanda kutip karena waktu itu farmasi masih ada di bawah MIPA. Kemudian saya pernah jadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Farmasi, tapi saya itu sebenarnya ketua angkatan Fakultas MIPA Unhas. Kemudian di tahun ’99 apa 2000, saya terpilih jadi sekretaris jenderal Ikatan Mahasiswa Farmasi Universitas Indonesia. Usai kuliah, saya melanjutkan ke program profesi apoteker UGM, tamat tepat waktu. Saya lulus Agustus 2003 dan keterima jadi PNS itu Desember 2003 di BPOM Manado.
Kemudian, tak hanya itu, selama saya jadi ASN, saya dulu juga pernah mendaftar sebagai anggota KPU dan KPK. Dulu itu waktu saya kepala seksi, karena saya aktivis pas di kampus sering di jalan, dipenjara dua kali. Jadi aktivis itu kita banyak dapat ilmu dan pengalaman bagaimana membangun jaringan, komunikasi dengan baik, jadi problem solving. Apa itu yang kita bawa ke organisasi dan itu sangat membantu mempercepat atau meningkatkan karier dan menyelesaikan sesuatu yang dibebankan pimpinan kepada kita.

Menarik ketika Bapak tadi bilang pernah daftar KPU dan KPK, kok bisa, kan Bapak ASN?
Ya memang saat itu ada kesempatan dan masih diperbolehkan, ada aturannya. Untuk KPU sendiri, saya selalu lulus dan diumumkan di koran. Tapi pas sesi wawancara, saya tidak lulus. Kemudian untuk KPK, itu karena saya tidak masuk kualifikasi penyidik, karena waktu itu saya baru calon penyidik. Kemudian kesempatan kedua ke KPK udah kelebihan umurnya dan juga seleksinya ketat.

Apa yang membuat pada Bapak akhirnya istikamah, oke saya harus di BPOM?
Sebenarnya tidak ada hal yang saya pikirkan bahwa saya tidak suka BPOM. Saya hanya ingin mencari tantangan. BPOM ini bagus makanya saya untuk mendaftar di tempat lain. Atasan juga mendukung, silakan kalau mau mencoba daftar, dikasih izin untuk cuti.

Bapak rupanya punya karakter orang sebrang ya, ngotot, bersikeras, dan berprinsip. Apa sih yang bisa menguatkan karakter Bapak dengan leadership sampai sekarang ini? Adakah petuah dari orangtua atau mungkin pengalaman Bapak di jalan terus diterapkan?
Orangtua saya tidak pernah mengajarkan teori atau petuah. Orangtua saya memberikan kebebasan apalagi sebenarnya sejak saya SD kelas II itu, saya sudah tidak sama orangtua. Saya tinggal dengan nenek kakek saya yang orangnya itu keras. Kakek saya imam di masjid, karena anak tunggal, sangat keras. Kemudian saya senang membaca tentang pengalaman-pengalaman hidup orang sukses, pemimpin-pemimpin. Saya tidak punya idola kecuali Nabi Muhammad saw, kemudian Khulafaur Rasyidin, karena itu pemimpin-pemimpin lain seperti Alexander yang agung, saya baca juga soal pemimpin Irak, Soekarno, Soeharto, Habibie, dan saya suka buku-buku fiksi, non fiksi, ilmiah semua. Kemudian juga berorganisasi.

Bapak kan sudah sering pindah-pindah kerja, kota mana yang paling berkesan buat Bapak atau dinamika yang paling diingat?
Kalau saya melihat semua tempat itu memiliki kesan tersendiri, memiliki keunikan tersendiri. Pada prinsipnya, dimana ditugaskan, kita betah. Untuk pengalaman berkesan di Jakarta ketika kita mengamankan barang bukti obat dan kosmetik ilegal senilai Rp 145 miliar, diangkut 87 truk dari jam 5 sore sampai jam 7 pagi. Lalu di Papua, kita tidak serta merta mudah mengamankan barang bukti karena ketika kita datang mau mengamankan, kita sudah dikepung.

Menurut Bapak, apa yang menjadi tantangan BPOM sekarang?
Tantangan terbesar kita sekarang itu karena semua produk itu dipasarkan secara online. Karena online ini kan cepat berkembangnya, tantangannya. Bagi kita juga harus lebih cepat berkembang, tak boleh kita pakai paradigma oldskool. Kemudian kita juga harus melakukan akselerasi pendampingan dan percepatannya pelaku usaha makanan legal agar supaya bisa mempertahankan mutu. Kita juga harus mempercepat semua proses ini dengan sistem informasi digital.

Hal apa yang menjadi penyeimbang kesibukan Bapak saat ini?
Pertama agama, tentu saja kewajiban kita. Kemudian saya orang yang senang berdiskusi di kesempatan apa pun. Saya juga suka bercanda. Saya bawaannya rileks, tidak punya rasa takut. Maksudnya kalau kita lakukan enggak salah, ya enggak ya saya pikirkan sepanjang hidup kita dengan niat yang benar untuk kebaikan organisasi. Kalau saya ada kelebihan rezeki, kemudian mempertandingkan anak-anak (pegawai) saya dengan hadiah emas sebagai employee of the month misalnya.
Kemudian di kesempatan lain kita selalu berkumpul diskusi dengan semua stakeholder, dengan anak-anak. Kita jadikan status kawan kita sendiri. Jadi kita tidak ada di menara gading. Lalu sedapat mungkin kita lakukan healing. Saya sendiri paling bersepeda dan ngopi di rumah kopi, bukan di kafe.

Closing statement, apa sih yang jadi kunci hidup Bapak sampai sekarang?
Yang pertama, kita harus fokus dengan diri sendiri. Jangan pernah ngurus kehidupan orang lain, karena ketika kita mengurusi hidup orang lain, sesungguhnya kita sudah kehilangan waktu untuk ngurus diri sendiri. Kemudian, jangan bandingkan diri sendiri dengan orang lain karena pada setiap orang itu punya keunikan dan kita harus yakin bahwa di antara semua orang itu kita yang terbaik.***

 

SUKRIADI Darma, Kepala BBPOM Bandung
SUKRIADI Darma, Kepala BBPOM Bandung DENI ARMANSYAH/KONTRIBUTOR "PR"

Biodata Singkat:

Nama : Sukriadi Darma, SSi, Apt
Tempat Tanggal Lahir : Pangkajene, 23 Oktober 1978
Pendidikan Terakhir : Apoteker

Halaman:

Editor: Eri Mulyani


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x