Prof Dr rer nat Martha Fani Cahyandito, SE, MSc, CSP: Doa IBu yang Dahsyat

11 Maret 2023, 09:20 WIB
Prof Dr rer nat Martha Fani Cahyandito, SE, MSc, CSP /DOK "PR"

KORAN PR - SATU tahun terakhir, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memiliki ketua baru, Prof Dr rer nat Martha Fani Cahyandito, SE, MSc (48). Keterpilihan Fani, begitu ia biasa disapa, juga sekaligus menjadikannya sebagai Koordinator Jawa Barat, periode 2022-2025.

Fani adalah Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) dalam bidang manajemen strategi, doktor (Dr rer nat) dalam bidang manajemen dan komunikasi keberlanjutan, dan certified sustainability practitioner (CSP).

Dalam kesehariannya, ia mengajar, menjadi pembimbing dan penguji di Program Pendidikan (Prodi) S-1, S-2, dan S-3 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad, serta Sekolah Pascasarjana. Selain itu, ia membantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam program penilaian kinerja sosial dan lingkungan perusahaan (proper).

Fani juga menjadi ketua senat akademik di MNC University, dan membantu beberapa perusahaan dalam mengembangkan roadmap, serta mengimplementasikan dan mengevaluasi program keberlanjutan, CSR dan inovasi sosial, serta penyusunan laporan keberlanjutan.

Dalam menjalankan berbagai aktivitasnya, Fani merasa beruntung karena dukungan keluarga yang luar biasa. Slogan ”Bukan kamu yang hebat, tapi doa Ibumu lah yang dahsyat”, menjadi hal yang benar-benar diyakini Fani.

”Perhatian, dukungan, dan doa dari ibu, istri, dan anak-anak adalah sumber kekuatan yang sangat super hebat. Dukungan dan doa mereka adalah pelindung dan pendorong kita dalam segala hal,” katanya.

Prof Dr rer nat Martha Fani Cahyandito, SE, MSc, CSP

Hidup seimbang

Di waktu senggang, ketika memungkinkan, Fani menyempatkan diri berkumpul dengan teman-teman sambil bermain golf. Dia merasa, melakukan olahraga yang digemari sambil menghirup udara segar, berkumpul dengan teman-teman sambil menikmati kuliner dan tertawa, menjadi faktor yang membuat hidupnya terasa seimbang.

 

”Saya merasakan bahwa work-life balance sangat penting. Kadang loading pekerjaan harus diimbangi dengan hal-hal yang bisa me-refresh kita kembali. Buat saya, berolahraga dan berkumpul bersama teman-teman sambil bersenda gurau dan tertawa adalah alat yang ampuh untuk healing. Piknik dengan keluarga adalah teknik lainnya,” tuturnya.

Bagaimana ia melihat urgensi hal yang harus dilakukannya sebagai orang nomor satu di organisasi, dan tantangan ekonomi ke depan? Berikut petikan wawancaranya dengan Wartawan Koran Pikiran Rakyat, Endah Asih Lestari.

Apa hal pertama yang terlintas saat mendapatkan amanah jabatan sebagai Ketua ISEI Bandung Koordinator Jabar?

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim. Allah menakdirkan saya terpilih menjadi Ketua ISEI Bandung periode 2022-2025. Semoga Allah swt selalu mengaruniai kesehatan, kesabaran, kelapangan dada, dan kekuatan untuk mengemban amanah ini.

Bagaimana tantangan yang dirasakan?

Tantangan sebagai Ketua ISEI Jabar tentunya ketika harus merangkul, melibatkan, dan memberdayakan seluruh komisariat yang ada. Saat ini terdapat hampir 30 komisariat yang tersebar di Jawa Barat. Insyaallah jumlah ini akan terus bertambah karena keberadaan ISEI semakin dirasakan manfaatnya oleh akademisi dan praktisi di Jawa Barat. Tuntutan pengembangan wilayah kepengurusan ISEI Jabar menjadi salah satu terget kerja kami. Kepengurusan ISEI Jabar saat ini tidak hanya terdiri dari akademisi, tapi juga praktisi yang berdinas di institusi pemerintahan dan perusahaan. Tidak semua praktisi berlatar belakang ekonomi. Ada yang bergerak dalam bidang teknologi dan digitalisasi, pariwisata dan kebudayaan, administrasi kepegawaian, kelautan dan perikanan, dan lain-lain. Tidak masalah. Mengapa demikian? Karena dalam ISEI Jabar, kita bicara dalam bahasa yang sama, yaitu bagaimana berbagai sumber daya yang ada di Jawa Barat bisa digerakkan untuk memajukan perekonomian dan pembangunan dan menjadikan Jabar Juara lahir batin.

Menurut Anda, apa urgensi yang harus segera dilakukan dalam tiga tahun ke depan?

Kepengurusan ini dibentuk pada 2022. Masa dimana tingkat pandemi sudah turun drastis dan penataan serta perbaikan kegiatan ekonomi semakin digiatkan. Di situlah urgensi utamanya, yaitu untuk semakin menyinergikan semua komisariat ISEI Jabar dengan segala unsur di dalamnya, bersama-sama bergerak beriringan dengan para mitra lainnya, seperti Pemprov Jabar dan Bank Indonesia Jabar melakukan kegiatan-kegiatan yang mendorong dan menstabilkan perekonomian daerah dan nasional.

Hal apa saja yang selama ini dirasakan masih kurang, dan akan digenjot dalam kepengurusan baru ini?

Harus diakui bahwa banyak sekali tantangan yang muncul, baik dari internal ISEI Jabar maupun dari sisi eksternal. Komunikasi intensif dengan berbagai pihak menjadi pekerjaan rumah kami, baik dengan sesama pengurus internal maupun dengan mitra eksternal. Dalam ISEI Jabar terdapat beberapa bidang yang akan kami semakin giatkan lagi. Peran bidang komunikasi strategis akan kami genjot lagi. Bidang lainnya seperti pengembangan akademik dan kepakaran, juga bidang pengembangan riset dan kebijakan publik, perannya juga akan kami tingkatkan lagi.

Bagaimana peran dan posisi ISEI dalam perkembangan ekonomi di Indonesia, khususnya Jawa Barat?

Menurut saya, ISEI adalah mitra strategis, baik bagi pemerintah pusat maupun Pemprov Jabar. Kegiatan-kegiatan pemerintah pusat bisa didukung oleh ISEI yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Jawa Barat juga tidak berbeda. Begitu banyak potensi di dalam ISEI Jabar yang bisa didayagunakan untuk mendukung program Pemprov Jabar. Di dalam ISEI Jabar terdapat bidang ekonomi kerakyatan, koperasi, dan UMKM, bidang digitalisasi, bidang ekonomi Islam dan industri halal, bidang pengembangan kawasan Jabar selatan, bidang pengembangan kawasan Rebana metropolitan, bidang ekonomi, moneter, dan fiskal, bidang perbankan, lembaga keuangan non-bank, dan inklusi keuangan, bidang pengembangan industri, perdagangan, dan infrastruktur, bidang pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata, dan bidang ekonomi hijau. Semua bidang ini diisi oleh akademisi dan praktisi dari berbagai institusi. Secara teoretis tentunya ini merupakan kekuatan yang luar biasa. Tinggal bagaimana praktiknya di lapangan. Perkaranya tentunya dalam hal orkestrasi elemen-elemen tersebut.

Ada penilaian yang menyebutkan bahwa kiprah ISEI kurang didengar di kalangan masyarakat secara riil. Bagaimana upaya yang harus dilakukan agar ISEI bisa lebih turun ke bawah dalam menyapa masyarakat dan berbagai komunitas pelaku ekonomi?

Sebetulnya, banyak sekali kegiatan ISEI Jabar yang dilakukan selama satu tahun kepengurusan ini. Namun kami mengakui bahwa sosialisasi dan informasi yang dilakukan oleh kami masih kurang sehingga mungkin kiprahnya kurang terbaca oleh sebagian kalangan masyarakat. Komunikasi persuasif yang lebih masif akan menjadi sasaran kita ke depannya. Ini untuk lebih menyampaikan informasi apa yang telah ISEI Jabar lakukan dan juga rencana ke depan demi pengembangan wilayah organisasi ISEI agar lebih menjangkau sampai kabupaten/kota di seluruh Jabar. Penggunaan media sosial juga akan menjadi sarana efektif yang kami optimalkan.

Potensi-potensi ekonomi apa saja yang dibidik oleh ISEI sebagai hal yang bisa lebih dikembangkan di Jabar? Dan apa saja kontribusi yang seharusnya bisa dilakukan ISEI?

Bidang-bidang kerja ISEI Jabar dibentuk atas dasar kebutuhan dan potensi yang riil ada pada Jawa Barat. Potensi dengan bidang-bidang di atas yang akan kami bidik dan kembangkan. Sebentar lagi akan ada tiga komisariat yang bergabung dengan ISEI Jabar, di antaranya dari Subang dan Purwakarta. Saya rasa Komisariat Perguruan Tinggi yang bergabung dengan ISEI Jabar telah merasakan manfaatnya. Kontribusi ISEI Jabar misalnya, dirasakan dalam hal program akreditasi program studi, program MBKM/Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dan program seminar/pelatihan/konferensi. Program lainnya seperti program profesor asuh dan program jurnal dan buku, menjadi sasaran berikutnya.

Terkait ekonomi di Jabar, apa saja peluang ekonomi yang seharusnya bisa lebih dioptimalkan?

Kawasan Jabar utara dan selatan menyimpan potensi sumber daya alam yang luar biasa, khususnya sektor maritim dan perikanan, di samping sektor pertanian. Sinergitas kawasan utara dan selatan akan menjadikan Jabar sangat maju.

Persoalan kesejahteraan merupakan salah satu hal utama yang masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat Jabar. Menurut pemetaan ISEI, apa saja hal-hal yang menjadi tantangan ekonomi di Jabar? Bagaimana seharusnya solusinya?

Tantangan untuk mengembangkan kawasan Jabar utara dan selatan dari sektor maritim dan perikanan (baik perikanan tangkap maupun budi daya) yang salah satunya dari aspek infrastruktur akan menjadi solusi bagi pengembangan ekonomi yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jabar. Sektor pertanian yang digalakkan dengan menyinergikan pelaku utama yaitu kelompok tani dan masyarakat (termasuk pesantren), akademisi, asosiasi, dan industri sebagai pendamping (untuk pembinaan, pengolahan produk dan kemasan, juga pasar dengan menggunakan akses digital), akan menjadi salah satu pondasi perekonomian di Jawa Barat. Digitalisasi, termasuk dalam lingkup yang lebih mikro, seperti pada perguruan tinggi dan UMKM, tentunya akan memudahkan pertukaran informasi, pemerataan akses, dan perbaikan layanan keuangan, seperti sistem pembayaran, sehingga kampus akan semakin inovatif dan mampu berkontribusi lebih signifikan dalam mendukung percepatan dan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Meskipun inflasi Jabar pada Januari 2023 mengalami penurunan dibandingkan dengan Desember 2022 (0,74% turun menjadi 0,47%), namun tren peningkatan inflasi diperkirakan masih akan berlangsung sepanjang 2023. Hal tersebut dinilai dapat menekan daya beli masyarakat. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut?

Tekanan ekonomi tidak hanya terjadi di Jawa Barat, tapi di seluruh Indonesia, bahkan di dunia. Namun kita harus bersyukur, walaupun tren inflasi meningkat, namun di Jawa Barat inflasi pada Januari 2023 turun dibanding Desember 2022 dan persentase penduduk miskin bulan September 2022 turun menjadi 7,98% menurun 0,08% dibanding Maret 2022 (BPS). Inilah sebetulnya upaya-upaya yang dilakukan oleh ISEI dan BI Jabar, yaitu berusaha untuk dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam, baik pertanian, perikanan, maupun maritim, agar laju inflasi dapat ditekan, perekonomian lebih stabil, dan daya beli masyarakat meningkat.

Menurut Anda, bagaimana pengaruh tahun politik 2024 terhadap tantangan ekonomi di Jabar?

Jawa Barat adalah penyangga ibu kota. Peran Jawa Barat dalam menjaga kestabilan negara, baik dalam hal ketahanan pangan maupun ekonomi dan politik sangatlah besar. Sampai sejauh ini Jawa Barat dapat terus membuktikan peran besarnya bagi kestabilan dan pertumbuhan nasional. Tentunya tantangan ke depan sangat besar, karena tuntutan kepada Jawa Barat sangat tinggi. Semoga pemerintah dan masyarakat Jabar dapat menyikapinya dengan bijaksana dan tidak ada pihak yang mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi. Semua harus atas dasar kepentingan negara dan kemaslahatan masyarakat dan NKRI yang kita cintai.***

 

Editor: Eri Mulyani

Tags

Terkini

Terpopuler