Mempersiapkan Husnul Khotimah

- 16 Februari 2023, 19:32 WIB
Nadri Taja
Nadri Taja /

Oleh:
Dr Nadri Taja, MPd
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UNISBA

MANUSIA akan dihadapkan pada kenyataan yang kelak dijumpainya yakni kematian. Setiap yang ber­nya­wa pasti akan berjodoh dengan takdir ajalnya tanpa memandang kaya atau miskin, muda atau tua, pejabat atau rakyat. Kematian pasti akan menghampirinya dan tidak ada satupun manusia yang dapat lari dari peristiwa tersebut. Sebagaimana ditegaskan dalam Surat Ali-Imran ayat 185 bahwa “setiap jiwa pasti akan merasakan kematian”.

Misteri kehidupan yang hingga saat ini tidak bisa dipecah­kan oleh perangkat teknologi secanggih apa pun yaitu kemati­an, terutama kapan seseorang terputus menemui takdir tersebut. Hal ini merupakan perkara yang dirahasiakan oleh Allah swt agar manusia berhati-hati terhadap teka-teki Ilahi yang sangat tiba-tiba datangnya. Selain itu, hikmahnya adalah agar manusia mempersiapkan akhir kehidupannya dengan jalan kebaikan.

Kematian bagi mereka yang lalai terhadap kehidupan akhirat menganggap bahwa peristiwa kematian hanyalah akhir perjalanan kehidupan seseorang di dunia yang fana ini tanpa kemudian meyakini adanya kehidupan lain setelah kematian. Padahal, hakikat kematian merupakan jembatan yang meng­hubungkan antara kehidupan dunia yang sementara dengan kehidupan akhirat yang abadi selamanya.

Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kematian merupakan perjumpaan yang dinantikan agar bisa berjumpa dengan Sang Kekasih. Selama hidup di alam dunia pun mereka bersemangat dalam menyiapkan bekal pulang terbaik menuju kampung akhirat.

Mereka itulah orang yang dikategorikan cerdas menurut sabda nabi “manusia paling cerdas diantara kalian adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk mempersiapkan kematiannya, dan adapun orang yang lemah diantara kalian adalah mereka yang tunduk pada hawa nafsunya serta berangan-angan atas Allah”.

Bukan mereka yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual tinggi dikategorikan sebagai orang cerdas berdasarkan hadis tersebut. Namun, mereka yang memiliki tekad kesungguhan mengendalikan hawa nafsunya dan sibuk beramal untuk perjalanan yang sangat jauh menuju kampung keabadian.

Terkadang manusia menganggap takdir satu ini hanya akan menghampiri bagi mereka yang sedang diuji sakit ataupun orangtua yang sudah renta. Mereka lupa bahwa perkara kematian tidak mengenal hal tersebut dan pasti datang bila waktunya tiba. Sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam firman-Nya “Maka bila ajal telah tiba kepada mereka, tidak dapat ditangguhkan dan didahulukan walau sekejap” (Q.S. An-Nahl: 61).

Rasul pun mengingatkan kepada kita untuk mengingat kematian agar memperbanyak ketaatan kepada Allah dan mampu meninggalkan maksiat. Sebagaimana dalam sabdanya “perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian”.

Halaman:

Editor: Moh. Arief Gunawan


Tags

Terkini

Makanan Halal dan Tayib

23 Maret 2023, 20:45 WIB

Dusta Menimbukan Petaka

23 Februari 2023, 19:35 WIB

Mempersiapkan Husnul Khotimah

16 Februari 2023, 19:32 WIB
x