Network
PURWAKARTA, (PR). –
Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Purwakarta menggelar in-house training, Jumat (17/3/2023). Tujuannya, untuk meningkatkan kompetensi dan keprofesionalan para guru, dengan mengundang Tim Kelompok Bidang Kajian RADEC yang dipimpin Wahyu Sopandi. Kegiatan tersebut diikuti kayakny16 guru SD Dasar Laboratorium Percontohan UPI Purwakarta secara luring dan 124 orang mahasiswa, guru sekolah lain, praktisi, dan orangtua murid via youtube streaming.
“Guru-guru di SD Laboratorium Percontohan UPI Purwakarta perlu meng-upgrade pengetahuan serta keterampilannya, terutama terkait dengan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,” kata Asep Nurhuda, M.Pd., Kepala SD Laboratorium Percontohan UPI Purwakarta. Kegiatan itu sekaligus dijadikan sebagai ajang sosialisasi model pembelajaran RADEC, singkatan dari read, answer, discuss, explain, dan create.
Wahyu Sopandi, pencipta model pembelajaran RADEC sekaligus Tim Pengembang Sekolah Laboratorium Percontohan UPI, mengungkapkan bahwa RADEC merupakan salah satu model pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi, kondisi serta karakter peserta didik di Indonesia. “Model pembelajaran RADEC dapat dijadikan sebagai alternatif strategi pembelajaran di samping strategi pembelajaran inovatif impor. Model ini memberikan jalan bagi para guru tentang bagaimana membuat siswa belajar pengetahuan dengan cara-cara yang memberdayakan dan melatih siswa agar punya kemampuan menggunakan apa yang sudah dikuasainya sebagai bekal untuk menemukan ide kreatif dan merealisasikannya. Model ini memiliki keunggulan karena langkah pembelajarannya mudah dihapal dan dipahami serta dapat dijadikan kendaraan untuk membantu siswa mencapai berbagai tujuan pembelajaran,” kata Wahyu yang juga menjabat Ketua Program Studi Pendidikan Dasar pada Sekolah Pascasarjana UPI tersebut.
Ia menuturkan, langkah model pembelajaran RADEC terdiri dari read (membaca), di mana peserta didik dibiasakan membaca sekaligus melatih pemahaman. Langkah berikutnya adalah answer (menjawab), di mana peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan prapembelajaran yang telah guru buat. “Hal ini mampu melatih LOT’s dan HOT’s serta melatih keterampilan menulis siswa,” tuturnya.
Langkah selanjutnya adalah discuss (diskusi kelompok) yang merupakan kegiatan tutor sejawat untuk menyiapkan siswa sehingga mampu bersosialisasi (komunikasi dan kolaborasi) dengan orang lain. Selanjutnya adalah explain (diskusi kelas) yang ditujukan untuk menyiapkan siswa agar berani memimpin dan berbicara di depan umum.
Selain Wahyu, terdapat sejumlah narasumber yang juga dihadirkan. Mereka adalah Nanda Wiliam (dosen STKIP Trenggalek Jawa Timur sekaligus mahasiswa program doktor di UPI), Asep Nurhuda (Kepala SD Laboratorium Percontohan UPI Purwakarta sekaligus mahasiswa program doktor pada Prodi Pendidikan Dasar SPs UPI), dan
Indra Gunawan (guru SD Negeri 77 Palembang yang juga mahasiswa program magister Prodi Pendidikan Dasar SPs UPI). (Hazmirullah)***
