Produksi Padi Melimpah, Pemerintah Justru Impor Beras

- 29 Maret 2023, 22:19 WIB
PANEN raya di Kabupaten Purwakarta meningkat signifikan padi pada akhir musim tanam rendeng 2023.
PANEN raya di Kabupaten Purwakarta meningkat signifikan padi pada akhir musim tanam rendeng 2023. /Hilmi Abdul Halim/

KORAN PR-Panen raya di Kabupaten Purwakarta meningkat signifikan padi pada akhir musim tanam rendeng 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, hasil produksi yang melimpah itu terancam sia-sia akibat wacana pemerintah pusat untuk mengimpor beras sebanyak dua juta ton.

 Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menyebutkan hasil produksi padi untuk musim tanam rendeng tahun ini mencapai 101.071 ton gabah kering giling (GKG). “Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan produksi pada periode musim tanam yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 82.789 ton GKG,” katanya.

Dalam keterangan pers yang dilaporkan, peningkatan produksi padi pada awal tahun ini dihasilkan dari areal persawahan seluas 14.316 hektar. Anne mengklaim cakupan areal persawahan itu lebih luas dari tahun lalu seluas 13.204 hektar.

Bupati menjelaskan, musim tanam rendeng adalah musim tanam utama yang dimulai pada November, Desember, Januari, Februari hingga Maret. Musim tanam rendeng itu biasanya bersamaan dengan musim hujan yang mulai stabil, sehingga suplai air pertanian tercukupi.

Selain faktor alam, Anne menilai peningkatan produksi padi didukung sinergi dan kerja keras pemerintah bersama para petani. "Kita bersyukur atas peningkatan produksi padi pada panen raya tahun ini,” ujarnya mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat.

Keberhasilan itu diklaim membuat Purwakarta sebagai salah satu daerah yang memiliki angka surplus beras tertinggi. Anne menyebutkan tahun ini daerahnya mencetak surplus beras hingga 33.143 ton.

Angka tersebut berdasarkan stok beras untuk tiga bulan pertama tahun ini yang mencapai 58,646 ton. Sementara itu, kebutuhan beras masyarakat diperkirakan mencapai 25.503 ton. “Itu bukti kita juga akan terus mendukung dan memperkuat ketahanan pangan nasional," kata Anne.

Impor Beras

Namun, wacana impor beras sebanyak dua juta ton menimbulkan kebingungan di tengah petani dan pengusaha atau tengkulak. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan wacana tersebut menimbulkan dilema dalam proses penyerapan gabah dari petani.

Menurutnya, impor beras berpotensi memengaruhi harga beras di dalam negeri. “Ketika dia (tengkulak) beli dengan harga cukup tinggi, begitu impor harus jual dengan harga rendah. Kondisi psikologis ini harus diselesaikan agar gabah petani terserap dan penyerapnya punya kepastian apakan ini mau impor atau tidak,” kata Dedi dalam keterangan pers berbeda.

Halaman:

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x