Korban Tenggelam di Pangandaran Dijemput Keluarga, Ayah Korban: Rafael Sempat Didaftarkan Jadi ABK Kapal

- 26 Maret 2023, 09:29 WIB
AYAH dan adik korban saat menjemput dan membawa jenazah Rafael ke kampung halamannya di Kota Tegal dengan menggunakan kendaraan unit ambulan, Minggu 26 Maret 2023 dini hari.
AYAH dan adik korban saat menjemput dan membawa jenazah Rafael ke kampung halamannya di Kota Tegal dengan menggunakan kendaraan unit ambulan, Minggu 26 Maret 2023 dini hari. /Agus Kusnadi/

KORAN PR- Jasad Rafael Andreas Kiser (16) dijemput dibawa ke kampung halamannya di Kota Tegal oleh ayah dan adiknya di RSUD Pandega, Minggu 26 Maret 2023 pukul 00.00 WIB dini hari.


Rafael dan temannya bernama Iwan yang belum diketahui keberadaan keluarganya meninggal dunia setelah terseret arus gelombang laut di pos 5 pantai barat Pangandaran yang merupakan zona larangan berenang pada hari Kamis siang (23/3/2023).

Menurut Kasat Polairud Polres Pangandaran AKP. Sugianto, kedua korban ditemukan oleh Tim SAR Gabungan setelah dilakukan pencarian selama dua hari baik melalui darat maupun jalur laut dengan menggunakan perahu milik Tim SAR Barakuda. 

Kata Sugianto, kedua korban ditemukan di waktu dan lokasi yang berbeda. Untuk jasad Iwan (28) ditemukan lebih dulu terdampar di lokasi kawasan pesisir pantai lapangan Beach strip Pamugaran sekitar pukul 20.00 WIB Jumat 24 Maret 2023, sedangkan jasad Rafael (17) ditemukan oleh nelayan di tengah laut Sabtu paginya sekitar pukul 06.00 WIB.
 
"Kedua korban dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan dan dibawa di ruang jenazah RSUD Pandega," ujarnya.

Tedi Hanitiyo (48) ayah Rafael bersama anak keduanya Sadam (14) adik korban yang didampingi petugas Dinsos Kota Tegal tiba di RSUD Pandega dengan menggunakan kendaraan unit ambulan disambut oleh Rohendi Kabid Sosial Dinas Sosial PMD bersama Kasat Polairud Polres Pangandaran AKP Sugianto serta Komandan Pos TNI Angkatan Laut Letda Pelaut E. Junaedi.

Tedi langsung mengidentifikasi kedua jasad yang disimpan di lemari pendingin di ruang jenazah untuk memastikan. Wajah Tedi tiba-tiba berubah sedih dan mengaku sangat terpukul dengan kepergian anaknya tersebut. "Kok datang ke Pangandaran cuma buang nyawa aja," terdengar ucapan Tedi saat keluar dari ruangan jenazah.

Tedi yang bekerja sebagai tukang las di sebuah galangan kapal di Kota Tegal mengaku mengetahui anaknya meninggal dunia karena tenggelam di pantai Pangandaran dari pemberitaan, tidak lama kemudian dirinya mendapat kabar melalui telepon dari salah satu pegawai yang mengaku dari Dinas Sosial Kota Tegal. "Saya ketemu sama Rafael satu bulan yang lalu. Waktu itu belum ada tatonya," ujar Tedi.

Ia mengatakan, korban sudah putus sekolah sejak duduk di sekolah dasar (SD) karena tidak naik kelas dan tidak melanjutkan pendidikannya. "Mungkin dia (korban) minder sama adiknya yang selalu naik kelas," kata Tedi.

Keterlibatan korban di dunia anak Punk sudah diketahuinya. Bahkan kata Tedi, korban pernah terjaring razia oleh petugas Satpol PP dan menjalani rehabilitasi di Kota Semarang. "Malahan saya pernah daftarkan Rafael jadi ABK kapal ikan tapi malah kabur," ucapnya.

Tedi mengaku, korban sudah lama ditinggal pergi oleh ibunya, dan kini tinggal bersama dengan dirinya, nenek dan adiknya. "Ibu minggat," keluar ucap dari Sadam adik korban.

Keluarga tak mampu

 
Melalui pesan WhatsAppnya Reza Yuswan Pekerja Sosial Muda Dinas Sosial Kota Tegal menyampaikan, merespon kasus terkait informasi penemuan mayat warga kota Tegal di Pangandaran Jawa Barat. Dinas Sosial Kota Tegal melalui Kepala Bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Sulistyorini memerintahkan dirinya dan TKSK kecamatan Tegal Timur untuk menindaklanjuti informasi dalam grup WhatsApp.

Selanjutnya, kata Reza, Pekerja Sosial dan TKSK melakukan tracking terkait alamat yang di maksud dalam informasi WhatsApp berantai tersebut dan langsung melakukan kunjungan ke keluarga korban Rafael Andreas Kiser (16) di RT 18 RW 7 Kel. Panggung Tegal Timur, ternyata keluarga tersebut telah pindah dan menetap di rumah kos-kosan di wilayah Jl. Kemuning gang Seroja 1 RT 2 RW 3 Kel. Kejambon Tegal Timur.

"Dari hasil assessment sementara keluarga tersebut sangat tidak mampu dengan hidup di kosan ukuran 4x4 tinggal 4 jiwa di dalamnya, bahkan ada lansianya yaitu nenek dari Rafael," ujarnya.

Kata Reza, Rafael (korban) memiliki ayah bernama Tedi Hanitiyo yang kesehariannya sebagai buruh di bengkel las, lalu pihaknya memberikan informasi keberadaan yang diduga Rafael telah meninggal dunia di Pangandaran dan kini jenazahnya ada di RS.

"Orang tua dan keluarga sempat kebingungan jika jenazah tersebut benar Rafael akan dibawa kemana dan di kubur di mana karena untuk hidup saja nenek dan ayah Rafael bercerita sangat kesusahan," katanya.

Lalu, Dinas sosial kota Tegal melalui pekerjaan sosial memberikan penguatan dengan layanan dukungan psikososial (LDP) kepada keluarga serta memberi alternatif pemecahan masalah.

"Maka kami siap fasilitasi akomodasi dan transportasi yang bekerjasama dengan BMT BUM. Terkait benar atau tidaknya itu jenazah Rafael keluarga diminta untuk datang memastikan ke Pangandaran dan segala bentuk pembiayaan di fasilitasi Dinas Sosial Kota Tegal," ucapnya.

Reza juga mengatakan, TKSK, PSM dan Tagana berkoordinasi terkait persiapan untuk membantu proses pemakaman korban, dan koordinasi tersebut dapat terlaksana atas kerjasama para relawan di wilayah kecamatan Tegal Timur.
 
"Kasihan melihat kondisi ekonomi keluarga korban kami berharap ada kebijakan dengan membebaskan biaya di RSUD Pandega Pangandaran, kami dari Dinas Sosial Kota Tegal sudah memfasilitasi administrasi untuk penjemputan hingga proses pemakaman jenazah," pungkasnya.
 
Sementara Kepala Bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Dinas Sosial Kota Tegal Sulistyorini menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama dan koordinasinya kepada jajaran Dinas Sosial Kabupaten Pangandaran.

"Kami juga menghaturkan terima kasih kepada jajaran Tim SAR gabungan yang telah melakukan misi kemanusiaannya dalam melakukan pencarian korban," ucapnya.

Sebelum diberangkatkan dengan menggunakan kendaraan unit ambulan yang difasilitasi oleh Dinas Sosial Kota Tegal, telah dilakukan penyerahan jenazah ke pihak keluarga korban.

Kabid Sosial Dinas Sosial PMD Kab Pangandaran Rohendi mengatakan, untuk jenazah atas nama Rafael Andreas Kiser (16) sudah diterima oleh pihak keluarganya dan akan dikebumikan di kampung halamannya di Kota Tegal. Yang tersisa di ruang jenazah RSUD Pandega, tinggal jenazah atas nama Iwan yang hingga kini belum diketahui keberadaan dan alamat keluarganya.

"Kami sudah berusaha untuk berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Karawang, namun belum membuahkan hasil," kata Rohendi.

Dikarenakan batas waktu persemayaman jenazah di lemari pendingin ruang jenazah RSUD Pandega hanya 2 hari, maka kata Rohendi, jenazah Iwan akan dikebumikan di tempat pemakaman umum di Pangandaran.

"Kalau besok (hari ini,Red) pihak keluarganya belum diketahui, jenazah Iwan akan dikebumikan di Pangandaran," kata Rohendi.***

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x