Waspadai Pasar Modal Global “Memerah”

- 27 Maret 2023, 23:25 WIB
Kantor Deuctsche Bank cabang Brussels, Belgia, Sabtu 25 Maret 2023.
Kantor Deuctsche Bank cabang Brussels, Belgia, Sabtu 25 Maret 2023. /NICOLAS MAETERLINCK/AFP/AFP

Eisha menambahkan kejatuhan SVB lantaran menurunnya kepercayaan investor di startup dan venture capital, imbas dari suku bunga acuan AS yang bergerak secara agresif. Akibatnya, muncul keputusan menarik dana dari SVB Bank.

"Namun tidak terdapat dana cukup di situ karena sudah diinvestasikan di longterm bonds. Terjadi mismatch dan tidak bisa mengcover penarikan dana yang sangat cepat dan kemudian collapse," terangnya.

Dalam hal ini terjadi liquidity mistmatch antara deposito yang merupakan tabungan jangka pendek oleh SVB bank, ditanamkan ke investasi jangka panjang, salah satunya di government bonds alias obligasi pemerintah. Sementara, obligasi pemerintah sendiri memiliki suku bunga yang rendah saat sebelum pandemi Covid-19 dan kondisinya kini telah berbeda jauh.

"Pergerakan interest rate di luar negeri bisa jadi memengaruhi posisi keuangan dalam negeri dan juga patut diwaspadai. Yang harus dilakukan adalah menjaga kestabilan sistem keuangan. Meski di AS sanggup menanggung semua depositor yang ada sebesar 250.000 dolar AS," katanya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perbankan di Indonesia masih lebih baik dibandingkan perbankan Amerika Serikat hinga Eropa. "Sampai hari ini kita tidak melihat ada tanda-tanda yang punya impact karena kelihatan modal atau kapital daripada bank-bank kita juga bagus sekali," ujarnya.

Meski berada di kondisi yang lebih baik, Luhut minta agar masyarakat Indonesia tidak jumawa. "Jadi Indonesia masih sangat tinggi sekali, tapi bicara krisis seperti ini kita tentu harus hati-hati, dan saya kira BI juga dengan Kementerian Keuangan, saya kenal Bapak Ibu berdua itu saya kira sangat kredibel," kata Luhut.***

 

 

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

x