Peningkatan pendapatan tersebut membuat laba bersih perusahaan pada tahun 2022 tembus hingga Rp 22 triliun. Hal itu melonjak dibandingkan tahun 2021 yang hanya Rp 14,33 triliun.
"Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir telah menugaskan kita untuk membuat roadmap hilirisasi termasuk roadmap EV industri. Sehingga kita lakukan refocusing capex kita untuk diarahkan ke sektor itu. Kita punya bottom line pencapaian Mind Id Rp 22 triliun tahun kemarin," kata Corporate Secretary Mind Id Heri Yusuf.
Di 2023, perseroan menargetkan laba bersih bisa tembus Rp 30 triliun. Melonjak signifikan dibandingkan capaian pada tahun 2022. "Tahun ini bottom line Insya Allah Rp 30 triliun. Tiga tahun ke depan Insya Allah kami bisa masuk global funded fortune. Jadi kita punya rasio sangat likuid untuk ekspansi di bidang EV," kata Heri.
Peta jalan industri baterai
Seperti diketahui, Mind Id telah menyusun peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri. Adapun peta jalan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dimulai dari tahun 2022-2023.
Dimana pada periode tersebut perusahaan bakal mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.
Kemudian dilanjutkan pada periode 2023-2024 pihaknya melalui IBC bakal memulai produksi baterai pertamanya untuk kendaraan roda dua. Oleh sebab itu, IBC melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi Gesits.
Baca Juga: Perusahaan Tambang Didorong Lakukan Transisi Energi untuk Kurangi Emisi Karbon
"Maka 2023 sampai 2024 kita ambil kendaraan roda dua ambil lesson nya makanya kita beli Gesits. Gesits sebagai bagian dari strategi anorganiknya dari IBC untuk akuisisi supaya kita menguasai dulu manufaktur nya," katanya.
Dia pun optimistis pasar Gesits mempunyai value added atau nilai tambah dibandingkan dengan pabrikan otomotif lainnya. Terutama untuk pengembangan kendaraan listrik roda dua.