Pedagang Pakaian Bekas Bersyukur Pemerintah Membolehkan Mereka Berjualan Selama Ramadan

KORAN PR - Pemerintah memberikan kelonggaran bagi para pengecer atau reseller untuk menjual pakaian impor bekas pada saat Ramadan dan Lebaran tahun ini. Hal itu memberikan angin segar bagi para pedagang eceran pakaian bekas di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka tadinya sempat pesimistis ketika terbit larangan menjual pakaian bekas impor. 

Hal itu menyusul adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan serta Kementerian Koperasi dan UKM, yang sepakat untuk menunda penindakan bagi para pedagang kecil. Saat ini, pemerintah akan terlebih dahulu menghentikan penyelundupan pakaian impor bekas termasuk juga di dalamnya alas kaki impor bekas.

Di Lembang sendiri, cukup banyak reseller yang menjual pakaian bekas impor. Ada yang menyewa di dalam Pasar Panorama Lembang, ada juga di luar pasar. 

Salah satu reseller, Dimas (28) mengaku sempat kaget ketika muncul larangan menjual pakaian bekas. Sementara ia baru beralih menjual pakaian bekas, karena pasarnya cukup menjanjikan. 

"Saya kaget. Gimana nasib barang-barang saya kalau dilarang. Apalagi waktu mendengar ada pakaian bekas dari gudang yang dimusnahkan," ucapnya. 

Diakui Dimas, ia masih memiliki stok yang cukup banyak, karena untuk persiapan Ramadan dan Lebaran. Harapannya, konsumen akan meningkat seiring berakhirnya masa pandemi. 

Sementara itu, berdasarkan pantauan di Pasar Panorama Lembang, sejumlah toko pakaian bekas di lantai paling atas dan lantai 2, masih buka. Namun, konsumen tampak belum banyak.

Beberapa bulan belakangan, memang banyak toko di Pasar Panorama yang disewa untuk berjualan pakaian bekas. Sebelumnya, para penjual pakaian baru mengaku sepi pembeli seiring dengan masih adanya pembatasan kegiatan oleh pemerintah.