KORAN PR - Sejumlah warga berunjuk rasa damai di depan Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Senin, 20 Maret 2023. Unjuk rasa tersebut merupakan cara sejumlah warga tersebut menagih sejumlah janji dari Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Cimincrang, Yusuf Irawan menyampaikan, Pemerintah Jawa Barat menjanjikan sejumlah hal kepada warga saat pembebasan lahan untuk pembangunan Masjid Raya Al Jabbar. Namun, setelah pembangunan rampung, warga sama sekali tak diajak ikut serta.
”Pemprov Jawa Barat menjanjikan pembangunan Masjid Raya Al Jabbar beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Namun, kenyataan saat ini, Pemprov memberi pengelolaan parkir ke pihak ketiga, di luar warga setempat, juga malah menyarankan warga yang mencari penghasilan sebagai pedagang kaki lima (PKL) agar menyewa lahan dengan biaya masing-masing,” ujar Yusuf di lokasi, Senin, 20 Maret 2023.
Unjuk rasa, ucap Yusuf, merupakan bentuk upaya warga menyampaikan pendapat beserta mengingatkan janji Pemprov Jawa Barat. Sebelum itu, pihaknya sempat berupaya menitipkan keresahan melalui lurah maupun camat. Akan tetapi, pihaknya memahami, ada keterbatas tugas pokok dan fungsi lurah maupun camat guna merespons keresahan warga.
”Melihat itu, kami yang terdiri atas warga Kelurahan Cisaranten Kidul, Rancabolang, Rancanumpang, Cimincrang, dan dari satu desa di Kabupaten Bandung menyampaikan langsung ke Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil). Kami berunjuk rasa saat ada agenda Gubenur meresmikan museum di Masjid Raya Al Jabbar,” tuturnya.
Pihaknya mengaku, turut memperjuangkan keresehan dari warga empat kecamatan lainnya di Kota Bandung. Menurut dia, keberadaan Masjid Raya Al Jabbar menimbulkan efek pada aktivitas warga di sejumlah kecamatan tersebut, termasuk saat berlalu lintas.Pihaknya menginginkan kesempatan beraudiensi dengan Ridwan Kamil. Andai beroleh kepercayaan dari Pemprov, warga siap melaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh amanah.
Tuntutan unjuk rasa tersebut, di antaranya, menolak pengelolaan parkir oleh pihak ketiga (di luar warga setempat), lahan 1.000 PKL bagi masyarakat Gedebage Raya dan sekitarnya, dan kesempatan bekerja di Masjid Raya Al Jabbar bagi warga setempat.
”Saat ini, 1.845 warga Gedebage Raya pengangguran. Seumpama Pemprov tak kunjung memberi solusi, kami yang menawarkan (solusi). Itu pun kalau Pemprov tidak malu,” ujar Yusuf.
Yusuf menceritakan, sebelumnya lahan masjid raya nan megah itu ada yang merupakan sawah. Sekitar 80% warga Gedebage Raya merupakan petani penggarap. Petani penggarap itu kehilangan pekerjaan sejak pembangunan masjid berjalan. Dia menegaskan, upayanya yang mengemukakan pendapat dan keresahan secara berunjuk rasa bukan menyoal keberadaan masjid. ”Bukan masjidnya. Kami berunjuk rasa atas kebijakan Pemprov Jawa Barat,” ucap Yusuf.